DAMPAK TAPERING TERUKUR

Ipotnews  - 11 Desember 2013. Indonesia dinilai tak terlalu terpengaruh atau hanya sedikit terdampak kebijakan pengurangan stimulus mo...



Ipotnews - 11 Desember 2013. Indonesia dinilai tak terlalu terpengaruh atau hanya sedikit terdampak kebijakan pengurangan stimulus moneter (tapering-off quantitative easing) bank sentral AS, The Federal Reserve yang bisa saja diberlakukan pada pertengahan Desember ini.

Chief Economist PT Bank Mandiri Tbk, Destry Damayanti mengatakan kalaupun tapering-offdilakukan, pengurangannya tidak akan langsung dalam jumlah besar. Jika sekarang ini stimulus moneter The Fed mencapai US$85 miliar per bulan, maka jumlahnya hanya akan sedikit dikurangi.
"Saya melihat dari sisi volume, pengurangannya pasti tidak telalu drastis. Kedua, market sudah beradaptasi karena bulan Mei, Juni, dan Juli lalu isu tapering itu sudah dimunculkan," kata Destry saat menghadiri Diskusi Triliant Forum: Komunikasi Efektif untuk Menghadapi Turbulensi Politik dan Ekonomi 2014 di Four Season Hotel, Jakarta, Rabu (11/12).
Menurut Destry, saat isu tapering pertama kali dimunculkan semua langsung panik. Namun sekarang ini, keberadaan asing di pasar Indonesia, khususnya di saham, sudah jauh berkurang karena saham Indonesia sudah net outflow.
"Artinya, dana-dana yang sifatnya hot money yang berkaitan dengan isu tapering sudah lebih dahulu keluar. Tapi justru di bond, kami melihat ada dana inflow yang besar, dan menariknya yang masuk itu banyak juga dari bank sentral dari luar negeri," ujarnya.
Dengan demikian, papar Destry, bank sentral luar negeri kemungkinan melihat lebih jauh lagi kondisi domestik Indonesia baik dari segi politik maupun defisit transaksi berjalan dan sebagainya.
"Jadi mereka masih menganggap pemerintah masih kredibel, bank-bank sentral asing melihat sejauh ini pemerintah dapat me-manage policy, dan lainnya. Jadi mereka masih berani masuk," ujarnya.
Hal ini, lanjutnya, merupakan satu hal yang positif bagi pasar karena tidak langsung berkaitan dengan isu tapering. Destry berpendapat yang banyak terdampak isu tapering adalah private funddengan derasnya aliran keluar likuiditas.
"Tapi untuk dana-dana bank sentral tadi, sepertinya mereka melihat Indonesia bahwa yieldobligasi Indonesia relatif menarik. Begitu juga dengan nilai rupiah yang sekarang sudah mengalami penyesuaian sesuai fundamental kita," tuturnya.
Sikap Moody’s yang tetap mempertahankan tetap mempertahankan rating investasi Indonesia merupakan suatu kelebihan tersendiri. "Jadi paling tidak risikonya bisa terukur, lalu kenapa tidak? Ini market yang menarik buat mereka. Saya melihat alokasi yang masuk ke emerging market, apalagi Indonesia cukup besar. Kalaupun mereka akan lakukan reprofiling, saya tidak melihat itu. Justru mereka baru mencoba market kita," jelasnya. (Fitriya/kk)



Related

Data Saham Indonesia 2157729680693916486
Powered by Investing.com

TELEGRAM SAHAMPEMENANG

SAHAMPEMENANG PREMIUM

CNN Indonesia | Berita Ekonomi

Suara.com - Berita Terbaru Bisnis

Finansial - ANTARA News

okezone bisnis

Ekonomi - VoA

BUMN Untuk Indonesia - ANTARA News

Tempo Bisnis

Liputan Ekonomi VOA

Bursa - ANTARA News

Bisnis - ANTARA News

Ekonomi - ANTARA News

Berita Terkini - ANTARA News


item