SIDO MUNCUL IPO

TEMPO.CO ,  Jakarta  -  PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul  menyodorkan harga pada penawaran perdana saham sebesar Rp 540 samp...




TEMPO.COJakarta - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul menyodorkan harga pada penawaran perdana saham sebesar Rp 540 sampai Rp 660 per lembar. Perusahaan melepas saham ke publik sebanyak-banyaknya 1,5 miliar atau 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor. 
Presiden Direktur PT Sido Muncul, Irwan Hidayat, mengatakan dana hasil IPO sebanyak 56 persen akan digunakan untuk modal kerja serta 42 persen untuk kegiatan operasi dan ekspansi investasi. Sisanya sebesar 2 persen untuk pengembangan sistem teknologi informasi dan komputerisasi perseroan.

Rencana investasi meliputi pembelian 10 hektare tanah untuk perluasan pabrik Tolak Angin. Pabrik ini akan ditingkatkan kapasitasnya hingga dua kali lipat. "Saat ini kapasitas 70 juta sachet," katanya.

Dalam IPO ini, perseroan menunjuk PT Kresna Graha Sekurindo Tbk dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Rencananya, book building mulai dilakukan pada 18-29 November 2013, penetapan harga pada 29 November 2013, pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 5 Desember 2013, distribusi saham pada 17 Desember 2013 dan pencatatan saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 18 Desember 2013.

Sido Muncul berdiri sejak 1940 di Yogyakarta dan memiliki lima kategori produk, yakni jamu herbal, minuman berenergi, minuman dan permen, minuman kesehatan, dan kategori produk lain. Kontribusi pendapatan terhadap produk penjualan paling besar disumbang oleh jamu herbal sebesar 40,81 persen, minuman energi 43,28 persen, permen dan minuman 13,10 persen, minuman kesehatan 1,98 persen dan produk lain 0,83 persen.

Total penjualan hingga Juli 2013 tercatat Rp 1,39 triliun, naik tipis 3,6 persen dari pencapaian Juli 2012 yang sebesar 1,34 triliun. Sementara laba komprehensif hingga Juli 2013 mencapai Rp 207,9 miliar, naik 8,9 persen dari posisi yang sama tahun 2012 sebesar Rp190,9 miliar. "Hingga November 2013 kinerja kami on the track. Positif," katanya. Merek Tolak Angin dan Kuku Bima masing-masing menguasai pasar sekitar 75 persen dan 60 persen.

ANANDA PUTRI


Related

Berita Saham Online 7955780930990753549
Powered by Investing.com

TELEGRAM SAHAMPEMENANG

SAHAMPEMENANG PREMIUM

CNN Indonesia | Berita Ekonomi

Suara.com - Berita Terbaru Bisnis

Finansial - ANTARA News

okezone bisnis

Ekonomi - VoA

BUMN Untuk Indonesia - ANTARA News

Tempo Bisnis

Liputan Ekonomi VOA

Bursa - ANTARA News

Bisnis - ANTARA News

Ekonomi - ANTARA News

Berita Terkini - ANTARA News


item