pasar menunggu testimony koboi the fed.......

Minyak dan emas menata pola bearish trend menjelang testimony Fed Chairman Bernanke nanti malam. Para aktivis pasar forex dan komoditi, aka...


Minyak dan emas menata pola bearish trend menjelang testimony Fed Chairman Bernanke nanti malam. Para aktivis pasar forex dan komoditi, akan tersedot atensinya dengan satu tanya :"Apakah Fed kembali akan memberi sinyal mendongkrak US interest rate?" 

Reli minyak tersendat pada sesi transaksi hari Selasa kemarin,setelah menguat 
lebih dari dua pekan. Ritres minyak dipengaruhi oleh data US 
consumer sentiment yang berlabel "turun tajam", sehingga menekan performa 
minyak di bawah level $80 per barrel.

The Conference Board melaporkan bahwa indeks consumer confidence pada 
Februari, anjlok pada skala 46 dari 56.5. Data tersebut juga melenceng jauh 
dari prediksi yang disajikan para analis, yaitu 55.0.

Kinerja negatif yang ditampilkan US consumer sentiment tersebut, sekaligus 
memercikkan kekhawatiran di sektor consumer spending dan pada gilirannya 
berujung pada tipisnya konfidensi investor terhadap keajegan pemulihan 
ekonomi.

Alasan pasar minyak menata grafik menurun kemarin, juga memperlihatkan 
kesulitan ekstensi laju minyak, yang belakangan lebih terlecut oleh faktor 
teknikal ketimbang fundamental, sehingga publikasi data US consumer 
confidence, dijadikan pemicu kuat para investor untuk segera mengamankan 
profit.

Sebagian analis menggagas bahwa harga minyak nampak tertahan di atas level 
resistence $80 per barrel, setelah merayap naik sekitar $10 per barrel sejak 
awal bulan ini. Lebih dari tujuh bulan lalu, para buyer mulai aktive mengambil 
posisi saat harga minyak menyentuh level $60, tetapi harga minyak 
kesulitan beranjak jauh dari level $80, sehingga "trading range" 
diperkirakan akan berlangsung hingga indikator ekonomi menuju titik kepastian.

Dominasi dollar terhadap segenap rival karensi utama lainnya, juga menjadi 
batu sandungan jejak minyak. Kemarin index dollar (takaran value dollar atas 
enam mata uang utama) kembali naik pada level 80.88, atau naik 0.6% dari 
sebelumnya.

Malam ini, gerak minyak akan diuji kembali oleh sajian data US crude oil 
inventories untuk akhir pekan 19 Februari, dengan prediksi naik 1.8 juta 
barrel, dari kenaikan 3.1 juta barrel pekan sebelumnya.

Aksi impresif dollar juga berimplikasi langsung pada peluruhan value emas 
sebagai investasi alternatif, menyusul jeleknya data US consumer confidence 
setelah laporan Ifo Institute di Munich merilis bahwa German business 
confidence, secara tak terduga, merosot untuk pertama kalinya dalam rentang 11 
bulan dalam bulan Februari.German Ifo Business Climate, tercatat turun pada 
level 95.2 dari 95.8. Dan di bawah prediksi para analis, yaitu naik pada level 
96.2

Kondisi ketidakpastian recovery ekonomi, seperti tercermin dari dua data vital 
tersebut di atas, juga mendorong para investor untuk melakukan pola transaksi 
safe haven yang memihak pada dollar.

Pekan lalu, Fed mendongkrak discount rate menuju 0.75% dari 0.50%, kenaikan 
pertama sejak Juni 2006. Kebijakan yang mengejutkan pasar tersebut segera  
memberi inspirasi bagi jejak penguatan dollar, sekaligus mengerem laju naik emas.

Credit Suisse Group AG, menawarkan prediksi bahwa harga emas kemungkinan 
melorot di bawah $1000 per troy ons pada bulan Maret, yang ecara historis 
"merupakan bulan terburuk dalam tahun ini", disebabkan oleh lambannya 
permintaan perhiasan dan potensi kenaikan suku bunga.

Seolah mendukung estimasi Credit Suisse, riset Bloomberg menyajikan data harga 
spot emas bulanan sejak tahun 2000. Dan mengindikasikan bahwa metal bercahaya 
tergerus 70% pada bulan Maret. Emas telah menggamit gain 58% setelah bulan 
Maret selama lebih dari satu dekade terakhir. Sedangkan, bulan November 
merupakan bulan terbaik untuk membeli emas, dengan kenaikan 80%.
Kemarin, harga emas tergelincir menuju level $1099.20 setelah sempat menyapa 
harga $1121.05 per troy ons!

Malam ini, data US New Home Sales dan testimony Fed Chairman Bernanke, akan 
menjadi titik atensi segenap partisipan pasar forex dan komoditi. Jika 
Bernanke menyemai kemungkinan mengambil kebijakan mendongkrak interest rate 
lagi, maka dollar akan kian agresif dalam membangun pola trend bullish, sementara minyak dan emas sangat rentan untuk  kian terpuruk !

sumber : financeroll.com

Related

INTERMARKET 7413328745956105006
Powered by Investing.com

TELEGRAM SAHAMPEMENANG

SAHAMPEMENANG PREMIUM

CNN Indonesia | Berita Ekonomi

Finansial - ANTARA News

panenrayabersama

okezone bisnis

Ekonomi - VoA

BUMN Untuk Indonesia - ANTARA News

Tempo Bisnis

Liputan Ekonomi VOA

Bursa - ANTARA News

Bisnis - ANTARA News

Ekonomi - ANTARA News

Berita Terkini - ANTARA News

Tempo Berita Nasional

item