BEI JANGAN PRAGMATIS
INILAH.COM, Jakarta - Rencana Bapepam-LK dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memajukan jam perdagangan bursa dinilai sangat pragmatis tanpa me...

https://sahampemenang.blogspot.com/2011/06/bei-jangan-pragmatis.html
INILAH.COM, Jakarta - Rencana Bapepam-LK dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memajukan jam perdagangan bursa dinilai sangat pragmatis tanpa menunggu kesiapan investor lokal.
Hal itu dikatakan trader independent, Sem Susilo kemarin. "Menambah jam bursa saat kita belum siap adalah jalan pragmatis yang mengorbankan investor lokal. Bursa India yang size-nya 3-4 kali dari IHSG bukanya lebih siang dari IHSG," katanya dalam catatannya.
Sem mengutip Dewan Pakar Masyarakat Investor Indonesia Johannes Sutikno mengatakan, jam perdagangan bursa sebaiknya dibuka seperti sekarang di jam 9.30 WIB. Apabila jam perdagangan bursa dimajukan maka investor lokal menanggung risiko bahaya, karena ketinggalan informasi kalau jam perdagangan bursa terlalu pagi.
Banyak jalan lain, lanjutnya, untuk menaikan volume transaksi tanpa perlu memajukan jam bursa. Beberapa alternatifnya seperti dengan secara serius dan benar melakukan pembinaan pada investor dan calon investor tentang potensi saham dan cara bisnis saham yang benar. "BEI banyak kehilangan investor dan calon investor karena pemahaman tentang saham yang salah," jelasnya.
Rencana itu dapat dilakukan saat kapitalisasi pasar minimal menyamai singapura. Selain itu, ketika komposisi kapitalisasi investor lokal dibadningkan investor asing minimal berimbang. Terakhir, ketika akses informasi investor lokal lebih terbuka dan ketika pihak otoritas pasar modal menjalankan fungsinya dengan profesional, independen dan dengan idealisme.
Hal itu dikatakan trader independent, Sem Susilo kemarin. "Menambah jam bursa saat kita belum siap adalah jalan pragmatis yang mengorbankan investor lokal. Bursa India yang size-nya 3-4 kali dari IHSG bukanya lebih siang dari IHSG," katanya dalam catatannya.
Sem mengutip Dewan Pakar Masyarakat Investor Indonesia Johannes Sutikno mengatakan, jam perdagangan bursa sebaiknya dibuka seperti sekarang di jam 9.30 WIB. Apabila jam perdagangan bursa dimajukan maka investor lokal menanggung risiko bahaya, karena ketinggalan informasi kalau jam perdagangan bursa terlalu pagi.
Banyak jalan lain, lanjutnya, untuk menaikan volume transaksi tanpa perlu memajukan jam bursa. Beberapa alternatifnya seperti dengan secara serius dan benar melakukan pembinaan pada investor dan calon investor tentang potensi saham dan cara bisnis saham yang benar. "BEI banyak kehilangan investor dan calon investor karena pemahaman tentang saham yang salah," jelasnya.
Rencana itu dapat dilakukan saat kapitalisasi pasar minimal menyamai singapura. Selain itu, ketika komposisi kapitalisasi investor lokal dibadningkan investor asing minimal berimbang. Terakhir, ketika akses informasi investor lokal lebih terbuka dan ketika pihak otoritas pasar modal menjalankan fungsinya dengan profesional, independen dan dengan idealisme.