THE ECONOMIST : INDONESIA OK

LONDON, Jaringnews.com  - Ini berita istimewa. Menurut majalah  The Economist  terbaru, Indonesia bersama Arab Saudi dan China merupakan n...


LONDON, Jaringnews.com - Ini berita istimewa. Menurut majalah The Economist terbaru, Indonesia bersama Arab Saudi dan China merupakan negara yang paling ampuh ‘senjata’ kebijakan fiskal dan moneternya dalam mendongkrak permintaan domestiknya. Dengan begitu, diantara seluruh negara-negara yang sedang bangkit (emerging market) di dunia, Indonesia paling aman dari ancaman krisis global dan paling punya ruang yang luas untuk bermanuver bila ancaman krisis tersebut terjadi.

Sebelum ini, baik IMF mau pun Bank Dunia memperingatkan, bila krisis zona euro memburuk, resesi dunia yang lebih dalam akan tiba. Dan negara-negara yang sedang bangkit akan terkena dampaknya lewat merosotnya ekspor dan mengeringnya aliran dana masuk.

Namun, menurut The Economist, Indonesia termasuk yang paling punya amunisi menghadapi ancaman krisis tersebut. Dalam skala 0-100 (dimana angka 100 menunjukkan minimnya keluwesan kebijakan ...>>>
fiskal dan moneter), Indonesia berada di peringkat paling puncak, mengatasi China yang mempunyai cadangan devisa US$ 3,2 triliun tahun lalu dan hanya kalah oleh negara minyak Arab Saudi.

“Indeks ini menunjukkan China, Indonesia dan Arab Saudi merupakan negara yang paling punya ruang (kebijakan fiskal dan moneter) untuk mendukung pertumbuhan. Sementara di ekstrim yang lain, Mesir, India dan Polandia paling terbatas ruangnya untuk memberi stimulus, karena pinjaman pemerintahnya yang berlebihan, defisit transaksi berjalan yang membengkak dan inflasi yang tinggi,” tulis The Economist, majalah yang jadi acuan para ekonom dan pengambil keputusan dunia.

Menurut The Economist, peringkat yang mereka susun ini memberikan gambaran negara-negara mana yang perekonomiannya terbaik dalam menahan penurunan pertumbuhan akibat krisis global.

“Brazil juga berada di lampu merah. Sangat disayangkan, sejumlah negara yang ekonominya besar dengan pertumbuhan yang melambat dengan cepat belakangan ini, semisal Brazil dan India, hanya punya ruang kebijakan yang kecil untuk  meningkatkan pertumbuhan dibanding China, yang sebetulnya tak terlalu urgent lagi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonominya,” imbuh The Economist.



Related

Berita Saham Online 7356044539085004679
Powered by Investing.com

TELEGRAM SAHAMPEMENANG

SAHAMPEMENANG PREMIUM

CNN Indonesia | Berita Ekonomi

Finansial - ANTARA News

panenrayabersama

okezone bisnis

Ekonomi - VoA

BUMN Untuk Indonesia - ANTARA News

Tempo Bisnis

Liputan Ekonomi VOA

Bursa - ANTARA News

Bisnis - ANTARA News

Ekonomi - ANTARA News

Berita Terkini - ANTARA News

Tempo Berita Nasional

item