THE ECONOMIST : INDONESIA OK
LONDON, Jaringnews.com - Ini berita istimewa. Menurut majalah The Economist terbaru, Indonesia bersama Arab Saudi dan China merupakan n...
https://sahampemenang.blogspot.com/2012/01/economist-indonesia-ok.html
LONDON, Jaringnews.com - Ini berita istimewa. Menurut majalah The Economist terbaru, Indonesia bersama Arab Saudi dan China merupakan negara yang paling ampuh ‘senjata’ kebijakan fiskal dan moneternya dalam mendongkrak permintaan domestiknya. Dengan begitu, diantara seluruh negara-negara yang sedang bangkit (emerging market) di dunia, Indonesia paling aman dari ancaman krisis global dan paling punya ruang yang luas untuk bermanuver bila ancaman krisis tersebut terjadi.
Sebelum ini, baik IMF mau pun Bank Dunia memperingatkan, bila krisis zona euro memburuk, resesi dunia yang lebih dalam akan tiba. Dan negara-negara yang sedang bangkit akan terkena dampaknya lewat merosotnya ekspor dan mengeringnya aliran dana masuk.
Namun, menurut The Economist, Indonesia termasuk yang paling punya amunisi menghadapi ancaman krisis tersebut. Dalam skala 0-100 (dimana angka 100 menunjukkan minimnya keluwesan kebijakan ...>>>
fiskal dan moneter), Indonesia berada di peringkat paling puncak, mengatasi China yang mempunyai cadangan devisa US$ 3,2 triliun tahun lalu dan hanya kalah oleh negara minyak Arab Saudi.Sebelum ini, baik IMF mau pun Bank Dunia memperingatkan, bila krisis zona euro memburuk, resesi dunia yang lebih dalam akan tiba. Dan negara-negara yang sedang bangkit akan terkena dampaknya lewat merosotnya ekspor dan mengeringnya aliran dana masuk.
Namun, menurut The Economist, Indonesia termasuk yang paling punya amunisi menghadapi ancaman krisis tersebut. Dalam skala 0-100 (dimana angka 100 menunjukkan minimnya keluwesan kebijakan ...>>>
“Indeks ini menunjukkan China, Indonesia dan Arab Saudi merupakan negara yang paling punya ruang (kebijakan fiskal dan moneter) untuk mendukung pertumbuhan. Sementara di ekstrim yang lain, Mesir, India dan Polandia paling terbatas ruangnya untuk memberi stimulus, karena pinjaman pemerintahnya yang berlebihan, defisit transaksi berjalan yang membengkak dan inflasi yang tinggi,” tulis The Economist, majalah yang jadi acuan para ekonom dan pengambil keputusan dunia.
Menurut The Economist, peringkat yang mereka susun ini memberikan gambaran negara-negara mana yang perekonomiannya terbaik dalam menahan penurunan pertumbuhan akibat krisis global.
“Brazil juga berada di lampu merah. Sangat disayangkan, sejumlah negara yang ekonominya besar dengan pertumbuhan yang melambat dengan cepat belakangan ini, semisal Brazil dan India, hanya punya ruang kebijakan yang kecil untuk meningkatkan pertumbuhan dibanding China, yang sebetulnya tak terlalu urgent lagi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonominya,” imbuh The Economist.