MENJADI KEPALA BUKAN EKOR
Salah satu kehebatan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya adalah kemampuannya untuk belajar dengan siapa saja, kapan saja, dan d...

Salah satu kehebatan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya adalah kemampuannya untuk belajar dengan siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Dengan akal dan pikirannya, manusia bisa menjadikan banyak hal yang ada di sekelilingnya sebagai bahan pelajaran yang sangat berharga dalam hidupnya. Namun, sering kali manusia tanpa sadar menciptakan suasana self-limiting beliefs (keyakinan yang membatasi diri) di dalam otaknya. Yakni keyakinan atau kepercayaan yang membuat seseorang merasa terbatas atau tidak mampu melakukan sesuatu.
seharusnya seseorang membangkitkan potensi jiwa kepemimpinan dalam dirinya. Menurut
Arvan, menjadi pemimpin adalah fitrah setiap manusia. Namun, karena satu dan lain hal, fitrah itu menjadi tersembunyi, tercemar, bahkan mungkin telah lama hilang. Akibatnya banyak orang kemudian merasa dirinya bukan pemimpin. Orang-orang seperti ini menyerahkan kendali hidupnya kepada orang lain dan lingkungan sekitarnya. Padahal, orang dengan kecenderungan seperti
itu perlu "dibangunkan" dan disadarkan terhadap besarnya potensi yang mereka miliki.
Untuk "membangunkan" potensi tersebut, Arvan yang juga penulis buku Life is Beautiful dan The 7 Laws of Happiness menekankan pentingnya melakukan setidaknya tiga hal. Pertama, mengelola pikiran (changing mindset) sebagai awal dari perubahan nasib dan
hidup karena, dengan mengelola pikiran secara positif (positive mindset), akan melahirkan suasana hati, reaksi fisik, dan perilaku yang positif pula. Lebih jauh, Arvan memaparkan bahwa kepemimpinan bukanlah semata-mata persoalan mengatur negara, perusahaan, organisasi, atau politik praktis semata. Kepemimpinan adalah mengatur diri dan berkaitan erat dengan perilaku sehari-hari (hlm 5). Menganggap jabatan atau posisi di sebuah
perusahaan, organisasi, atau negara sebagai kepemimpinan adalah kekeliruan. Manajemen berkaitan dengan posisi atau jabatan sementara kepemimpinan adalah tindakan. Kedua, mampu mengimplementasikan visi. Visi yang benar akan sangat berperan dalam menghasilkan komitmen dan motivasi diri dan organisasi (hlm 17). Ketiga, merencanakan tujuan hidup (goal setting).
Dengan
bersungguh-sungguh merencanakan hari esok, menyusun langkah demi langkah, seseorang/organisasi akan memiliki peluang lebih besar dalam mewujudkan impiannya.
merupakan tulisan pamungkas buku ini berjudul "Pilihan-pilihan Masa Depan". Pada bagian ini, penulis menjabarkan tema-tema futuristik yang mulai menggejala pada masa sekarang, tetapi baru akan mencapai puncaknya pada masa mendatang.
Jodhi Yudono