BERKOMENTARLAH DENGAN BIJAK & JANGAN BERPIHAK

Menkeu minta pelaku & pengamat pasar bijak merespon kondisi market Dana Aditiasari Senin,  16 September 2013  −  15:45 WIB Foto...

Menkeu minta pelaku & pengamat pasar bijak merespon kondisi market

Dana Aditiasari
Senin,  16 September 2013  −  15:45 WIB
Menkeu minta pelaku pasar bijak merespon kondisi pasar
Foto : Ist
Sindonews.com - Menteri Keuangan M Chatib Basri meminta agar pelaku pasar lebih bijak dalam merespon dan berkomentar terkait kondisi pasar yang saat ini tengah berfluktuasi.
Dirinya khawatir bila komentar yang berkembang terlalu negatif dapat mengakibatkan kondisi ekonomi kian terperosok meskipun pada kenyataannya dapat dipulihkan dengan langkah yang tepat.

Pernyataan Chatib ini didasarkan pada kondisi psikologis kalangan investor di Tanah Air yang cenderung sensitif terhadap isu yang berkembang. Chatib menyebut kondisi tersebut sebagai XXXXXX spirits.

"Kondisi psikologis kita itu ibarat di tengah lapangan, kemudian ada yang bilang akan hujan, semua orang melihat ke atas padahal hujannya belum turun. Sama halnya kalau di pasar modal komentarnya terlalu negatif, pelaku pasarnya langsung buru-buru jual (panic selling), padahal market-nya belum tentu negatif," kata Chatib di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (16/9/2013).

Oleh karena itu, lanjut Chatib, perlu adanya satu upaya serius dari berbagai pihak untuk menekan sifat  XXXXXX spirits para pelaku tersebut tidak keluar ke permukaan lantaran akan memberikan dampak buruk terhadap kondisi pasar. 

"Tugas pemerintah menjaga XXXXXX spirits ini jangan sampai keluar di pelaku pasar," tegasnya.




(rna)

Related

Berita Saham Online 7533632489730060139
Powered by Investing.com

TELEGRAM SAHAMPEMENANG

SAHAMPEMENANG PREMIUM

CNN Indonesia | Berita Ekonomi

Suara.com - Berita Terbaru Bisnis

Finansial - ANTARA News

okezone bisnis

Ekonomi - VoA

BUMN Untuk Indonesia - ANTARA News

Tempo Bisnis

Liputan Ekonomi VOA

Bursa - ANTARA News

Bisnis - ANTARA News

Ekonomi - ANTARA News

Berita Terkini - ANTARA News


item