TETAPLAH OPTIMIS AKAN INDONESIA DAN IHSG

INILAH.COM, Selasa 10 September-Jakarta. Para pemodal di bursa saham diharapkan untuk tetap optimistis dengan masa depan Indonesia dan I...


INILAH.COM, Selasa 10 September-Jakarta. Para pemodal di bursa saham diharapkan untuk tetap optimistis dengan masa depan Indonesia dan IHSG. Saat ini dinilai jadi peluang emas untuk menampung saham-saham murah. Seperti apa?
Pada perdagangan Senin (9/9/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 118,9 poin (2,92%) ke posisi 4.191,258. Intraday terendah 4.102,424 dan tertinggi 4.191,258.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp52 miliar dengan kenaikan nilai transaksi beli dan penurunan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net sell.
Pengamat pasar modal Sem Susilo mengatakan, koreksi-koreksi masif pada IHSG belakangan ini dinilanya bersifat psikologis dan temporer. Saat ini, kata dia, justru merupakan peluang emas untuk menampung saham-saham murah yang berfundamental dan berintegritas manajemen baik. “Penampungan saham itu untuk dipanen raya pada waktunya nanti,” katanya kepadaINILAH.COM. Berikut ini wawancara lengkapnya:
Mengawali pekan, IHSG menguat 2,92% yang diikuti penguatan rupiah. Apa yang terjadi?
Penguatan tersebut karena mulai membaiknya beberapa indikator makro ekonomi Indonesia. Antara lain, penurunan inflasi dan cadangan devisa yang semakin kuat. Bank Indonesia (BI) mencatat jumlah cadangan devisa tercatat US$93 miliar pada akhir Agustus 2013. Jumlah itu relatif stabil dari posisi pada akhir Juli 2013 sebesar US$92,7 miliar.
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan 5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Jika hanya dibandingkan dengan impor, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan 5,2 bulan impor. Kalo kondisi ini dapat bertahan, akan menjadi kabar baik bagi IHSG dalam sepekan ke depan, khususnya untuk saham-saham di sektor non komoditas.
Tapi, rupiah masih di atas 11.000 per dolar AS?
Pasar atau investor, khususnya investor asing juga, menurut saya tidak akan berspekulasi terlalu buruk terhadap rupiah. Sebab, rupiah di sekitar level Rp12.000 adalah tembok resistensi psikologis yang sangat kuat.
Bagaimanapun Indonesia bukanlah negara yang mempunyai struktur pertahanan ekonomi yang lemah. Buktinya, tahun ini saja indeks CGI (Global Competitiveness Index) Indonesia unggul di atas India, Brasil, dan Italia.
Apa yang terjadi saat ini hanyalah sebuah kepanikan psikologis yang menular (sistemik). Sebab, di negara ini, terlalu banyak pengamat yang berkomentar sesukanya tanpa memikirkan efeknya. Termasuk, para pejabat itu sendiri.
Soal rupiah yang mendekati 12.000 per dolar as sekarang ini, justru jadi momentum bagi investor asing untuk kembali masuk ke IHSG dengan mendapatkan double profit dari murahnya rupiah dan murahnya saham-saham unggulan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Lantas, kapan laju IHSG akan benar-benar kembali pulih?
Kita yakin, investor akan bersikap rasional. Mulai Oktober hingga Desember akan terjadi fase pemulihan ekonomi Indonesia dan IHSG secara agresif. Mulai Oktober, data-data makro ekonomi Indonesia seperti inflasi, kurs rupiah, defisit anggaran dan lain-lain akan semakin membaik. Sebab, yang terjadi saat ini hanyalah faktor temporer.
Faktor-faktor temporer itu adalah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, lebaran, turunnya pendapatan dari pajak sektor komoditas dan lain-lain.
Bagaimana dengan penarikan stimulus (tapering) The Fed?
Tapering itu, pengurangan stimulus yang berujung penghentian. Bukan penarikan stimulus dan tidak serta merta akan membawa konsekuensi logis terjadi capital outflow. Konsentrasi likuiditas yang semakin terbatas justru akan mencari negara-negara yang memberikan return investasi yang tinggi dan Indonesia adalah salah satunya. Kalau memang benar tapering berdampak begitu besar pada emerging market, bukankah pada akhirnya akan memukul balik ekonomi Amerika itu sendiri ? dengan membanjirnya import dan mengkerutnya ekspor ? Apakah Amerika dengan sadar mendesain kemunduran ekonominya sendiri ?
Bagaimana soal tuntutan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang naik 50%?
Menurut saya tuntutan tersebut sudah overdosis, sulit untuk direalisasi. Saya yakin pada akhirnya teman-teman pekerja akan bersikap rasional dalam hal ini atau mau di-PHK massal karena perusahaan tidak sanggup membayar tuntutan yang supertinggi tersebut.
Jadi, tetaplah optimistis dengan masa depan Indonesia dan IHSG. Koreksi-koreksi masif yang bersifat psikologis dan temporer saat ini justru merupakan peluang emas untuk menampung saham-saham murah yang berfundamental dan berintegritas manajemen baik. Penampungan saham itu diperuntukan dipanen raya pada waktunya nanti. Panggung pasar modal itu sejatinya milik INVESTOR. [jin]

Related

Catatan Sahampemenang 1216078013383764507
Powered by Investing.com

TELEGRAM SAHAMPEMENANG

SAHAMPEMENANG PREMIUM

CNN Indonesia | Berita Ekonomi

Suara.com - Berita Terbaru Bisnis

Finansial - ANTARA News

okezone bisnis

Ekonomi - VoA

BUMN Untuk Indonesia - ANTARA News

Tempo Bisnis

Liputan Ekonomi VOA

Bursa - ANTARA News

Bisnis - ANTARA News

Ekonomi - ANTARA News

Berita Terkini - ANTARA News


item