INFLASI TINGGI KARENA FAKTOR ALAM (TEMPORER)

JAKARTA. 4 Maret. Kontan.Co.Id. Bank Indonesia (BI) masih terus memantau perkembangan inflasi ke depan. Karena itu, inflasi yang ting...



JAKARTA. 4 Maret. Kontan.Co.Id. Bank Indonesia (BI) masih terus memantau perkembangan inflasi ke depan. Karena itu, inflasi yang tinggi di Januari 2014 tidak dapat menjadi landasan otoritas moneter ini untuk menaikkan kembali suku bunga.


Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan, kebijakan pengetatan yang terkait dengan suku bunga tidak bisa hanya melihat data satu bulan. "Kita lihat bagaimana risiko ke depannya," ujar Dody, Senin (3/2).



Seperti diketahui, inflasi Januari 2014 tercatat mencapai 1,07%. Inflasi ini lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar 1,03%.



BI sendiri masih optimis inflasi hingga akhir tahun dapat terkendali dalam kisaran target 4,5% plus minus satu. Karena itu pihaknya akan terus memantau dan menjaga agar inflasi di tahun kuda kayu ini sesuai dengan perkiraan.



Ekonom Universitas Gajah Mada (UGM) Tony Prasetiantono menilai inflasi hingga akhir tahun akan berada di kisaran 5,5%-6,5%.

Inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan BI ataupun target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 sebesar 5,5% ini diakibatkan dampak dari bencana alam nasional.


Faktor bencana inilah yang kemudian menyebabkan inflasi Januari 2014mencapai 1,07%. Namun, secara umum Tony melihat inflasi di tahun ini akan lebih terkendali.

"Karena pemerintah tidak mungkin menaikkan harga BBM lagi tahun ini," tandas Tony.

Related

Berita Saham Indonesia 19160998941673873
Powered by Investing.com

TELEGRAM SAHAMPEMENANG

SAHAMPEMENANG PREMIUM

CNN Indonesia | Berita Ekonomi

Suara.com - Berita Terbaru Bisnis

Finansial - ANTARA News

okezone bisnis

Ekonomi - VoA

BUMN Untuk Indonesia - ANTARA News

Tempo Bisnis

Liputan Ekonomi VOA

Bursa - ANTARA News

Bisnis - ANTARA News

Ekonomi - ANTARA News

Berita Terkini - ANTARA News


item