PELURU BARU u/ DEVISA, RUPIAH & NERACA PERDAGANGAN

Jakarta, EnergiToday  7 Agustus 2014-- Menteri Keuangan akhirnya meneken aturan pengurangan bea keluar bagi eksportir konsentrat ...







Jakarta, EnergiToday 7 Agustus 2014-- Menteri Keuangan akhirnya meneken aturan pengurangan bea keluar bagi eksportir konsentrat mineral yang dianggap sungguh-sungguh membangun smelter. Untuk kemajuan pembangunan sampai dengan 7,5% dari nilai investasi, termasuk penempatan jaminan kesungguhan, atau tahap I, bea keluar hanya dikutip 7,5%.

 Sementara itu, untuk kemajuan pembangunan 7,5%-30% atau tahap II, bea keluar dikenai 5%. Adapun untuk kemajuan diatas 30% atau tahap III, tarif dikutip 0%. Tarif itu berlaku hingga 12 januari 2017. Ketentuan itu tertuang dalam PMK No. 153/PMK.011/2014 yang diteken Menkeu M.Chatib Basri pada 25 Juli 2014 dan  berlaku setelah tujuh hari setelah diundangkan.

Regulasi tersebut mengubah PMK No. 6/PMK.011/2014 tentang Perubahan Kedua atas PMK no. 75/PMK.011/2012 tentang Penetapan Barang Ekspor yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar. "Faktanya, dengan bea keluar 25% selama ini (bea keluar konsentrat tembaga dengan kadar 15%), tidak ada penerimaan negara sama sekali karena pengusaha tidak mau ekspor," tutur Chatib seperti dilaporkan Harian Bisnis Indonesia, selasa (05/08).

Chatib juga mengatakan setidaknya ada tiga keuntungan yang didapat dengan dispensasi tarif itu, yakni ekspor mineral dapat berjalan sehingga memperbaiki performa neraca perdagangan, penerimaan negara bertambah, dan smelter terbangun. Dia pun yakin eksportir juga tidak akan ingkar janji ketika sudah memperoleh pembebasan tarif. Ini yang disebut ESDM point of return. Katakanlah investasi smelter Freeport Rp24 triliun. (fd/bi)






Related

Pembelajaran Saham 6144014026843102716
Powered by Investing.com

TELEGRAM SAHAMPEMENANG

SAHAMPEMENANG PREMIUM

CNN Indonesia | Berita Ekonomi

Suara.com - Berita Terbaru Bisnis

Finansial - ANTARA News

okezone bisnis

Ekonomi - VoA

BUMN Untuk Indonesia - ANTARA News

Tempo Bisnis

Liputan Ekonomi VOA

Bursa - ANTARA News

Bisnis - ANTARA News

Ekonomi - ANTARA News

Berita Terkini - ANTARA News


item