KAPAN KITA BERANI MELAWAN AMERIKA ?

BELAJAR KE NEGERI TIRAI BAMBU China menjadi leader untuk melawan hegemoni AS di dunia internasional. Perang mereka belum se...








BELAJAR KE NEGERI TIRAI BAMBU
China menjadi leader untuk melawan hegemoni AS di dunia internasional.
Perang mereka belum selesai dan terus berkembang. Kali ini AS mulai gerah dengan perkembangan ide China untuk memperkuat posisinya di Asia dengan membangun Asian Infrastructure Investment Bank atau AIIB.

AIIB ini akan menjadi rival serius bagi World Bank, IMF dan Asian Development Bank yang notabene dimiliki oleh AS dan sejumlah negara Eropa juga Jepang. Sebagai catatan, 3 bank itu adalah bagian dari strategi negara2 kaya untuk mengontrol dunia, dan AS mempunyai saham dominan disana.

AIIB ini dalam visinya adalah sebuah bank yang ditujukan untuk mendanai pembangunan infrastruktur di negara2 Asia. Tapi hidden agendanya adalah mematahkan dominasi dollar dan memperbesar pasar Yuan, mata uang China. Inilah yang dikhawatirkan AS.

China sendiri sebagai pemegang saham terbesar AIIB, sudah mengundang India untuk masuk menjadi founder. Ini gabungan 2 negara dengan penduduk terbesar di dunia.

21 negara sudah menanda-tangani kesepakatan untuk bergabung dengan AIIB Oktober lalu, diantaranya Thailand, Vietnam, Philipina, Malaysia dan Singapore. Indonesia sendiri belum, karena kemarin terkendala pilpres. AIIB sendiri akan merampungkan semua administasinya akhir tahun ini dan 2016 akan memulai pergerakannya.

Menarik melihat Inggris pun tertarik untuk join di AIIB, dan ini yang membuat AS semakin kepanasan.
Ketika kita berbicara perang dunia ke 3, maka kita akan melihat hal yang lebih luas daripada perang senjata seperti perang dunia ke 2, karena kini model senjata sudah lebih beragam. Senjata2 terbaru sekarang bernama ekonomi dan informasi.
Dalam teknologi informasi saja contohnya, China melarang Google untuk masuk ke negaranya yang berpenduduk lebih dari 2 milyar manusia. Mereka fokus untuk mengembangkan Baidu yang sekarang mempunyai nilai di pasar lebih dari 500 triliun rupiah.
Pantas Nabi dulu menyuruh kita untuk belajarlah sampai ke negeri China. Bukan supaya kita tunduk kepada mereka, tapi sekedar minum kopi sambil mengambil ilmu dari mereka.
-Denny Siregar-




Related

Sosial Humanitas 3288775796732657332
Powered by Investing.com

TELEGRAM SAHAMPEMENANG

SAHAMPEMENANG PREMIUM

CNN Indonesia | Berita Ekonomi

Suara.com - Berita Terbaru Bisnis

Finansial - ANTARA News

okezone bisnis

Ekonomi - VoA

BUMN Untuk Indonesia - ANTARA News

Tempo Bisnis

Liputan Ekonomi VOA

Bursa - ANTARA News

Bisnis - ANTARA News

Ekonomi - ANTARA News

Berita Terkini - ANTARA News


item