SINGKAWANG, MENYENTUH KEINDONESIAANKU

Siapa yang tidak kenal Kota Singkawang, Kota Sicantik atau Kota Kopi Pangku ? Wuih… bukan itu yang hendak penulis ketengahkan, sebab tu...


Siapa yang tidak kenal Kota Singkawang, Kota Sicantik atau Kota Kopi Pangku ?

Wuih… bukan itu yang hendak penulis ketengahkan, sebab tulisan ini hanya sekedar pengalaman penulis yang pernah hidup di negeri yang tidak pernah tidur, banyak pesona hadir di sini, banyak kenangan pula tertanam di hati.

Secara fisik, Kota Singkawang memang mempunyai daya tarik dari keunikan budaya, atau bertaburannya warung kopi hampir di segala penjuru kota yang buka dan banyak pengunjungnya dari ayam belum berkokok, hingga larut menjelang, hingga warung-warung di pinggiran kota. 

Singkawang, yang berpenduduk sebanyak 246.306 jiwa (BPS 2011), mayoritas penduduk adalah orang Hakka sekitar 42% dan selebihnya orang Melayu, Dayak, Tio Ciu, Jawa dan pendatang lainnya. 

Konon, Singkawang dahulu adalah sebuah desa, dari Kesultanan Sambas, yang merupakan tempat singgah para pedagang dan penambang emas dari dan ke Monterado, yang umumnya dari negeri China. Tidak hanya tempat transit, Singkawang juga sebagai tempat awal pengangkutan hasil tambang emas.

Asal kata Singkawang, menurut mereka berasal dari kata San Keuw Jong (Bahasa Hakka : gunung, sungai, laut), terjemahan sederhana dari sisi geografis, berbatasan langsung dengan laut Natuna serta terdapat pengunungan dan sungai, dimana airnya mengalir dari pegunungan melalui sungai sampai ke muara laut.

Singkawang, ternyata menjadi tanah harapan, sehingga mereka, banyak yang beralih profesi pedagang dan memiliki lahan pertanian. Namun, cerita tentang orang-orang keturunan Hakka di Singkawang masih menjadi perdebatan, sebagian berpendapat bahwa mereka sengaja didatangkan oleh Kesultanan Sambas untuk kepentingan tambang emas, yang sebagian hasilnya disetorkan ke Kesultanan, karena seperti diketahui bahwa mereka adalah pekerja keras.

Kini, kita bisa melihat lagi “etos” mereka dalam hal lain, kita lihat hingga kini mereka masih eksis dengan populasi mayoritas di Kota Singkawang, yang pada umumnya adalah berdagang dan memiliki lahan perkebunan. Sisi lain yang membuat penulis bisa berbangga dari penduduk mayoritas Singkawang adalah ketika kita berkunjung ke rumah-rumah mereka, maka yang terlihat pertama adalah Lambang Burung Garuda Pancasila di tengah, dan di sebelah kiri pandangan penulis akan terlihat foto Presiden Republik Indonesia dan di sebelahnya lagi foto Wakil Presiden Republik Indonesia.

Tidak hanya sampai di situ, ketika Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tiba, maka mereka jauh-jauh hari sudah mempersiapkan sedemikian rupa, dari panggung hiburan di tiap-tiap gang hingga hiburan kembang api, dengan tidak lupa mempersiapkan makanan dan minuman ala kadarnya dan pengibaran bendera Merah Putih tentunya.

Atau ketika hari raya pergantian tahun mereka, yakni Imlek, maka seolah-olah kita sebagai warga non Hakka, diwajibkan untuk saling berkunjung, dan yang membuat penulis terharu, ternyata sifat toleransi mereka cukup tinggi, ini dibuktikan dengan hidangan makanan dan minuman yang dipisahkan antara muslim dan non muslim. Begitupun ketika Lebaran, Hari Raya Idul Fitri atau Hari Natal tiba, mereka tidak segan untuk berkunjung ke rumah-rumah yang merayakannya. 

Pernah penulis, menanyakan ke beberapa orang dari mereka, tentang tempat tinggal, ternyata jawabannya di luar dugaan penulis, sebab mereka lebih suka tinggal berdekatan dengan masjid, dengan satu alasan bahwa seterlambatnya mereka terbangun pada pagi hari, adalah ketika suara mengaji di masjid berkumandang sesaat sebelum waktu Shubuh.

Sungguh, merupakan kenangan yang membekas, ternyata Singkawang, yang populasi penduduknya mayoritas beretnik suku Hakka bisa lebih Indonesia daripada Indonesia sendiri.


Ditulis oleh Jabrik Alkatiri (kompasiana)


Related

Terkini 874091713344771190
Powered by Investing.com

TELEGRAM SAHAMPEMENANG

SAHAMPEMENANG PREMIUM

CNN Indonesia | Berita Ekonomi

Suara.com - Berita Terbaru Bisnis

Finansial - ANTARA News

okezone bisnis

Ekonomi - VoA

BUMN Untuk Indonesia - ANTARA News

Tempo Bisnis

Liputan Ekonomi VOA

Bursa - ANTARA News

Bisnis - ANTARA News

Ekonomi - ANTARA News

Berita Terkini - ANTARA News


item