CIPUTRA, JEJAK GERSANG DAN CADAS TAJAM
Selama ini orang lebih mengenal Ciputra sebagai salah satu konglomerat dan maestro pengembang paling disegani di Indonesia. Dia juga dik...
https://sahampemenang.blogspot.com/2017/12/ciputra-jejak-gersang-dan-cadas-tajam.html
Selama ini orang lebih mengenal Ciputra sebagai salah satu konglomerat dan maestro pengembang paling disegani di Indonesia. Dia juga dikenal sebagai sosok dibalik tiga korporasi properti raksasa, PT Pembangunan Jaya (1961), PT Metropolitan Development (1970), dan Ciputra Group (1981).
Namun, siapa sangka transformasi seorang Tjie Tjin Hoan menjadi pengusaha sukses bernama Ciputra itu dilalui dengan jalan terjal dan perjuangan yang luar biasa berat. Perjuangan itulah yang diangkat oleh penulis Alberthiene Endah dalam biografi bertajuk The Passion of My Life: Ciputra.
Buku yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama dan dicetak oleh PT Aksara Grafika Pratama itu menguak kisah dibalik kesuksesan sosok Ciputra. “Saya hanya memiliki tenaga yang digerakkan oleh cita-cita dan mimpi,” ujar pendiri Ciputra Group itu.
Pria yang akrab disapa Pak Ci itu terlahir di tengah keluarga sederhana. Dia mengaku tidak bisa meninggalkan luka batin yang dia alami selama masa kecilnya. Namun, luka itulah yang menjadi pembakar semangatnya untuk melawan keadaan.
Ayah Pak Ci diculik polisi Jepang, sampai saat ini dia tidak tahu bagaimana nasib ayahnya. Di usia yang sangat muda, dia harus menghidupi keluarganya. Seringkali dia bertelanjang kaki untuk berburu ke hutan atau membantu kawannya membeli kacang untuk mendapat uang saku tambahan.
Karena hidup di tengah kondisi serba keterbatasan, Pak Ci dan keluarganya kerap menelan hinaan dari orang lain. Namun, dia berhasil membuktikan diri sebagai pria yang bermartabat dengan berupaya menimba ilmu arsitektur di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Saat masih menjadi mahasiswa, dia sudah berjuang mendirikan CV Daya Cipta yang sekarang menjadi PT Perentjana Djaja. Pada 1961, gebrakan besarnya dimulai dengan menggawangi PT Pembangunan Jaya.
Dengan memanfaatkan modal awal yang hanya bernilai Rp10 juta, pria kelahiran Parigi, Sulawesi Tengah itu lantas berhasil mengembangkan usahanya PT Ciputra Development dengan total aset mencapai Rp32 triliun.
Alberthiene mengatakan buku The Passion of My Life adalah sebuah kisah untuk menginspirasi dan memotivasi masyarakat Indonesia bahwasannya mereka memiliki hak untuk menciptakan impian terindah, berinovasi, dan berjerih payah untuk mencapainya.
“Melalui buku ini, saya ingin mempresentasikan sosok Ciputra bukan hanya sebagai pengusaha besar dan tokoh filantrofis negeri, tetapi sebagai pribadi yang gigih dan rela menderita demi passion yang teguh dia wujudkan. Pembaca tentu dapat meneladani etos kerja dan sikap hidupnya,” jelasnya.
Sementara itu, Pak Ci sendiri berharap buku tersebut bisa menjadi salah satu warisan yang dia tinggalkan tidak hanya untuk anak cucu, tetapi seluruh masyarakat Indonesia, terutama generasi muda.
“Saya berharap buku ini dapat mengingatkan generasi muda untuk memiliki integritas, profesionalisme, dan semangat kewirausahaan. Nilai-nilai ini pula yang menjadi landasarn Ciputra Group. Saya percaya dengan menjalani nilai-nilai ini secara konsisten, kesuksesan dapat diraih.”