PAHLAWAN BAGI SESAMA

Bayangkan situasi ini terjadi pada Anda Di satu sore yang panas yang melelahkan, Anda bergegas menuju bandara. Lewati pintu pemer...



Bayangkan situasi ini terjadi pada Anda
Di satu sore yang panas yang melelahkan, Anda bergegas menuju bandara. Lewati pintu pemeriksaan bagasi, lewati Check In Counter dengan antrian cukup panjang dan berisik. Ahhh, ada pengumuman untuk segera boarding. Belum lagi sempat duduk istirahat memulihkan capeknya membawa bagasi dan tas. Aduh, kenapa cepat2 boarding? Kemarin2 delay. Saat ini Anda harapkan sedikitlah delay saja untuk meluruskan kaki sejenak.... eh malah boarding lebih awal....
Dengan langkah malas dan sedikit kantuk akhirnya Anda masuk kabin pesawat. Hiruk pikuk dalam kabin dan berebut tempat untuk bagasi kabin diatas tempat duduk, menambah rasa pegal dibadan. Ingin rasanya segera bisa duduk dan bisa tidur. Tetapi penumpang bangku sebelah masih sibuk bicara dengan telepon genggamnya. Suara keras pula. Padahal menyalakan telepon dalam pesawat itu melanggar aturan tauk!
Akhirnya pesawat bergegas take off. Heran, kenapa pilot ini ingin cepat2 menerbangkan pesawatnya? Anda pun terlelap tidur....
Saat landing tiba. Anda terbangun dari tidur. Prosedur landing diumumkan lewat pengeras suara. Dan akhirnya, pesawat landing mulus dan segera berhenti dengan selamat.
Saat itu kapten mengumumkan bahwa dalam detik terakhir pesawat take off dari kota keberangkatan tadi, telah terjadi gempa besar dikota itu. Dari atas pesawat kapten melihat beberapa bangunan runtuh. Termasuk Menara Kendali ATC runtuh. Dan saat ini belum dapat kabar dari kota itu karena listrik dan komunikasi masih terputus. Segera saat itu juga, Anda merasa menyesal telah mengeluh selama perjalanan tadi. Anda dan 200 lebih penumpang telah selamat !!!
Belakangan diketahui bahwa Petugas Pengawas dan Instruksi Lalu Lintas Udara, bertahan dalam disiplin tugasnya sampai detik2 terakhir pesawat yang Anda tumpangi, gugur tertimpa puing bangunan dan tersapu tsunami sebagai bencana susulan. Ada berita pula bahwa Pilot Anda tadi, merasa ada desakan dalam firasatnya untuk bergegas naik kebalik kemudi, disiplin dalam tugas, dan akhirnya terbang 1 menit lebih cepat dari yang dijadwalkan. Padahal seandainya terlambat 30 detik saja, pesawat tidak berhasil take off, pastilah Anda bersama 200 lebih penumpang akan diterjang gelombang laut stunami.
Saat ini korban jiwa sudah mencapai angka 400an lebih....
Bukankah kita akan sadar bawa 1 detikpun bisa jadi waktu yang sangat penting...?
Bukankah kita akan sadar bahwa kita adalah makhluk yang sangat mudah dihancurkan oleh alam atau Sang Pencipta?
Betapa kita selayaknya setiap detik setiap menit menjadi kesempatan untuk selalu bersyukur?
Betapa kita manusia bisa sungguh beruntung mendapat Pertolongan Tuhan?
Tidakkah kita merasa perlu untuk bisa membantu yang kurang beruntung, saat kita mampu untuk menolong?
(Mari kita renungkan lagi...)
Semoga kita saling membantu satu sama lain sebagai wujud syukur kita, setiap saat setiap hari.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa
Memberikan istirahat yang tenang, penuh kedamaian, bagi jiwa2 yang gugur dalam bencana di Sulawesi Tengah.
Amin

Jakarta, 29 September 2019
Hendri Hartopo



Related

Terkini 6021511255470200748
Powered by Investing.com

TELEGRAM SAHAMPEMENANG

SAHAMPEMENANG PREMIUM

CNN Indonesia | Berita Ekonomi

Suara.com - Berita Terbaru Bisnis

Finansial - ANTARA News

okezone bisnis

Ekonomi - VoA

BUMN Untuk Indonesia - ANTARA News

Tempo Bisnis

Liputan Ekonomi VOA

Bursa - ANTARA News

Bisnis - ANTARA News

Ekonomi - ANTARA News

Berita Terkini - ANTARA News


item