INDONESIA BISA

Kita mungkin kurang beruntung, pas ada acara2 besar regional & internasional, pas kita mengalami bencana. Saat Asian Games, kita masih sibuk mengatasi bencana Lombok. Saat Asian Para Games & pertemuan tahunan Bank Dunia & IMF, kita masih sibuk menangani bencana Palu-Donggala.

Memang semua acara itu meleset dari perkiraan, namun meleset jauh ke atas. Semua acara berhasil melampaui ekspektasi. Asian Games sukses secara penyelenggaraan menjadi trending dunia di pembukaan, juga sukses pencapaian prestasi emas. Pembukaan Asian Para Games juga membuat keharuan merebak di tanah air, air mata tumpah & hati runtuh. Olahraga maupun pembangunan memang tidak boleh meninggalkan seorang pun. No one left behind. Lalu, prestasi emas pun juga melejit melampaui perkiraan.

Pertemuan tahunan Bank Dunia & IMF juga sukses besar. Peserta yg diperkirakan tak sampai 20 ribu, ternyata yg hadir lebih dari 30 ribu. Pidato Presiden Joko Widodo berhasil membawa pesan yang kuat, perlunya kerjasama dunia internasional menghadapi krisis. Spirit gotong royong itu lalu diamplifikasi para petinggi dunia. Trending pesan pidato Jokowi membahana di seluruh dunia. Pertemuan Bank Dunia/IMF di Bali telah menaikkan standar (raising the bar) penyelenggaraan even bergengsi dunia itu.

Sementara itu, penanganan bencana Palu terus berjalan, banyak pihak yg bahu membahu. Bahkan Sutopo Purwo Widodo dari BNPB yg sedang sakit kanker stadium 4 B mengabaikan sakitnya utk menangani bencana. Hidup itu bukan panjang pendek usia, tapi seberapa besar kita membantu orang lain, ujarnya.

Bencana Palu, kini relatif sudah ditangani dengan baik. Pasti ada kekurangan disana-sini, namun yang jelas dunia internasional memuji kemampuan Indonesia menangani bencana. Lombok pun kini juga mulai menggeliat dan mulai pulih. Solidaritas dunia internasional juga mengalir, masyarakat Belanda mengumpulkan donasi, Hongkong pun demikian, dll. Peserta acara pertemuan Bank Dunia/IMF pun ikut berdonasi. Timor Leste negara kecil dan jauh lebih miskin dari kita juga membantu hampir 1 juta dolar. Total bantuan luar negeri kini sudah lebih dari 200 miliar rupiah.

Pelajaran apa yg bisa kita tarik dari satu-dua bulan ini? Vietnam membatalkan diri menjadi tuan rumah Asian (dan Para) Games karena tiba2 merasa tidak siap, Indonesia mengajukan diri & resmi terpilih Juli 2014. Celakanya, tiba2 gempa besar di Lombok. Namun, kita mampu berkonsentrasi menangani dua hal besar dengan baik. Belum usai penanganan, Palu-Donggala dilanda tsunami & gempa menjelang pertemuan akbar Bank Dunia/IMF, namun kita berhasil menangani kedua hal itu dengan baik.

Sangatlah jelas pelajaran yang kita ambil. Indonesia adalah negara kuat & tangguh. Meski menghadapi badai topan persoalan, namun kita tetap bisa mengatasi dengan baik bahkan melampaui ekspektasi. Kita mesti optimis terhadap masa depan Indonesia. Kita ternyata lebih baik dari apa yg kita perkirakan, bahkan meskipun kita sedang didera persoalan besar. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Bila kita bersama, sudah pasti kita akan maju. Jelas, ini tidak usah diragukan lagi.

Namun, kebesaran bangsa Indonesia bukanlah untuk mengancam bangsa-bangsa lain. Kebangsaan Indonesia berada di taman sari perikemanusiaan dunia. “....memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial...” inilah spirit kebangsaan kita. Indonesia telah mendapat kebaikan hati yang besar dari negara-negara lain ketika kemerdekaan, lalu saat tsunami di Aceh hampir seluruh masyarakat dunia membantu, kini di Palu-Donggala-Lombok.

Indonesia juga perlu membalas kebaikan hati & berkontribusi pada dunia. Jelas sebuah bangsa tidak bisa maju sendirian di tengah dunia yang hancur. Inilah kebangsaan yang dicita-citakan para pendiri bangsa. Sebuah bangsa yang besar, maju dan terbuka....

Setyo Budiantoro