PERJALANAN TERAKHIR

" PERJALANAN TERAKHIR " (By Deassy M Destiani) Siang ini aku membawa mobilku menuju sebuah rumah bercat hijau.Kubunyikan klaks...


" PERJALANAN TERAKHIR "

(By Deassy M Destiani)

Siang ini aku membawa mobilku menuju sebuah rumah bercat hijau.Kubunyikan klakson sebagai tanda bahwa taksi yang dipesan telah siap di depan rumahnya.
Aku menunggu beberapa menit.
Namun tidak ada tanda-tanda seseorang akan keluar dari rumah itu.
Tadinya aku mau membunyikan klason lagi tapi perasaanku mengatakan aku harus keluar dan mengetuk pintu rumah itu saja. 

Aku membuka pintu mobil, berjalan melalui taman di depan rumahnya.
“Taman yang cukup terawat”, pikirku.
Aku mulai mengetuk pintu rumahnya.
Terdengar sebuah suara : “Tunggu sebentar ya”.
Suaranya lemah, sepertinya sudah berusia senja.
Lalu aku dengar langkah kaki dan sesuatu yang diseret menuju ke pintu tempat aku berdiri. 

Tak lama pintu terbuka.
Seorang wanita tua berdiri di depanku.
Dia mengenakan baju berwarna ungu dan kerudung berwarna senada yang dipakai diatas kepalanya.
Aku menebak umurnya mungkin sekitar 70 an tahun.

Di sampingnya terdapat sebuah koper kecil yang tadi terdengar diseret.
Tidak ada orang lain di rumah itu, bahkan aku perhatikan semua perabotan disana sudah kosong, terlihat beberapa dus bekas dan meja kecil yang ditutup koran.
Sepertinya pemiliknya akan meninggalkan rumah itu dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak ingin kembali kesana. 

“Apakah Anda bisa membawa koper saya ke mobil? " dia bertanya.

Aku mengangguk lalu mengambil koper dan memasukannya dalam bagasi taksi, kemudian kembali untuk membantu wanita itu.
Dia memegang lenganku dan kami berjalan perlahan menuju tepi jalan tempat aku memarkirkan kendaraanku.
Wanita tua itu berterima kasih kepadaku karena mau memegangnya saat menuju taksi tadi.

"Tidak mengapa Bu..., itu sudah seharusnya saya lakukan.
Saya jadi teringat Ibu saya sendiri.
Saya senang jika Ibu saya diperlakukan dengan baik oleh orang lain.
Jadi sudah seharusnya saya juga melakukan hal yang sama pada Ibu”. 

'Oh, Anda sepertinya anak yang baik ya”, katanya. 

Aku hanya tersenyum.
Ketika kami sampai di dalam taksi, wanita itu memberi aku sebuah alamat dan kemudian bertanya, "Bisakah Anda berkendara melalui pusat kota?"

"Pusat kota..? Bukankah itu malah menjadi lebih jauh kalau mau ke alamat ini Bu?" jawabku cepat.

'Oh ya, sy mengerti, tp saya tidak terburu-buru, saya sedang dalam *perjalanan ke panti jompo Nak”.*

Aku melihat di kaca spion. Matanya berkilauan sepertinya dia menahan tangis.
Terlihat jelas ada kesedihan terpendam di wajahnya. 

"Saya tidak punya keluarga lagi Nak..," lanjutnya dengan suara lembut. 

“Suami saya sudah meninggal, saya tidak punya anak.
Dokter mengatakan saya punya *penyakit serius.*
Jika sendirian di rumah, dokter khawatir terjadi apa-apa dengan saya, jadi dokter menyarankan agar sisa hidup saya ini dihabiskan di panti jompo saja Nak. " 

Aku diam-diam mengulurkan tangan dan *mematikan argometer.*
“ Ibu ingin lewat jalan apa? 
Biar saya antar jalan-jalan dengan taksi saya ini”. 

Ibu itu pun lalu memintaku untuk melewati jalan di kota yang cukup ramai.
Beliau menunjukkan gedung tempat dia pernah bekerja sebagai seorang sekretaris.

Kami melaju melalui sebuah perumahan, di mana ia dan suaminya pernah tinggal ketika masih pengantin baru.
Lalu beliau juga memintaku untuk berhenti di depan sebuah gudang mebel yang pernah menjadi ballroom gedung kesenian tempat di mana dia menjadi penari saat masih gadis. 

Kadang-kadang dia memintaku untuk memperlambat di depan sebuah bangunan tertentu atau berhenti di sebuah sudut jalan, kemudian dia keluar dari mobil. 
Dia duduk di situ, menatap ke sekeliling, terkadang dia menyentuh tembok, atau benda yang ada disana.
Pandangannya menunjukkan rona kesedihan, namun tidak mengatakan apa-apa.

Tanpa terasa matahari sudah mulai meninggalkan cakrawala.
Hari sudah berganti gelap.
Dia tiba-tiba berkata, "Aku lelah.., ayo pergi sekarang".

Kami melaju dalam keheningan ke alamat yang telah dia berikan padaku.
Sesampainya disana, aku melihat Itu adalah sebuah bangunan, seperti rumah peristirahatan kecil.
Sekelilingnya penuh dengan tanaman hias aneka warna.
Suasananya sejuk, sangat cocok untuk menenangkan diri 

Ada kolam ikan di dekat jalan menuju pintu masuk.
Beberapa kandang burung juga ada disana.
Menambah semarak suasana sekitar rumah tersebut. 

Ada dua orang perempuan berbaju perawat yang keluar dari rumah kecil itu.
Mereka membawa sebuah kursi roda.
Terihat garis kecemasan di wajah perawat itu.
Mungkin mereka sudah mengharapan wanita tersebut dari sejak siang tadi. 

Aku membuka bagasi, mengambil koper kecil dan membawanya menuju pintu masuk.
Wanita itu sudah duduk di kursi roda.

Berapa yang harus saya bayar untuk ongkos taksinya nak...? 
(Dia bertanya sambil merogoh tasnya.)

*"Gak usah Bu,"* kataku.

"Wah gak boleh begitu, Anda kan mencari nafkah", jawabnya.

“gak papa bu..., nnt kan ada penumpang yg lain ". 
Aku menjawab yakin.

Tanpa berpikir panjang, aku membungkuk dan memeluknya di kursi roda. 
Dia balas memelukku dan memegang erat-erat tanganku.

"Nak... Anda sudah memberikan kpd seorang wanita tua ini sebuah *kegembiraan* yang tiada tara".
Anda sudah memberikan *Perjalanan terakhir* yang menyenangkan untuk saya kenang. 
Terima kasih untuk semua kebaikanmu ya Nak”.

Aku meremas tangannya, dan kemudian berjalan ke dalam cahaya malam yang redup. 
Di belakangku terdengar pintu menutup.
Rasanya pilu, dingin dan menyeramkan.
Seperti tertutupnya satu buah harapan dalam kehidupan. 

Aku tidak mengambil lagi penumpang di jalan meski ada beberapa yang meminta taksiku berhenti. 
Aku pergi tanpa tujuan, melamun.
Selama sisa hari itu, aku hampir tidak bisa bicara.

Pikiranku melayang saat pertama kali bertemu dengan wanita tua itu.
Bagaimana jika bukan aku sopir taksi yang menjemputnya.
Bagaimana jika sopir taksi yang menjemputnya itu tidak keluar dari mobil dan hanya marah-marah sambil klakson berkali-kali untuk memberitahu bahwa taksi sudah datang..?
Bagaimana jika sopir taksi itu tidak mau mengantarnya jalan-jalan seharian?
Padahal di jalan banyak penumpang yang akan memakai jasa taksinya. 

Aku akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan, bahwa aku telah melakukan sesuatu yang benar, selain mencari uang di jalanan dengan taksiku ini.
Bukankah hidup bagaikan roda yang berputar?
Bagaimana jika wanita tua itu adalah Ibuku sendiri?
Bagaimana jika wanita tua itu adalah istriku sendiri?
Bagaimana jika wanita tua itu adalah anakku sendiri.
Atau bahkan *diriku sendiri.*

____________

Pesan : 
Sebuah tindakan kecil bisa jadi merupakan sebuah hal besar untuk orang lain. Anda mungkin tidak akan mengingat apa yang telah Anda lakukan untuk orang lain. Namun orang lain akan selalu mengingat apa yang telah Anda perbuat sehingga membuat hidupnya menjadi lebih berarti. 
Maka teruslah *memberi* manfaat untuk orang lain dan lakukan dengan sepenuh hati.
Sebab hati tidak pernah berbohong. 
Dia tahu mana yang harus Anda lakukan atau Anda tinggalkan.
Selamat malam sahabat ku ......
Semoga kita juga bisa memakai Hidup kita Bermanfaat bagi orang Lain... 
Selamat Berkarya bagi kemuliaan nama Tuhan

Deassy M Destiani 


Related

JACK MA : STOP COMPLAINING, YOU CAN FIND OPPORTUNITIES

                      (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

RESHUFFLE KABINET DAN RESPON PASAR

Kabar reshuffle kabinet kembali terdengar kencang. Kalau memang benar seperti yang diberitakan, bahwa bu sri akan menempati post baru menko perekonomian dan pak jonan menjadi komandan  di ke...

PERLU SEGERA RESHUFFLE KABINET UNTUK PACU KINERJA

Isu perombakan kabinet atau reshuffle kabinet kembali hangat dibicarakan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana mengganti para menterinya dalam waktu dekat. Rencana perombakan ter...

Powered by Investing.com

TELEGRAM SAHAMPEMENANG

SAHAMPEMENANG PREMIUM

terpopulerTerbaruAcak

Terbaru

CATATAN SAHAM PEMENANG

mengalir teruslah mengalir. sungai yg mengalir sumber mata airnya tak pernah kering. mg ini bei mulai mengalirkan cuan. ada harapan pasca liburan mengalir lbh deras lagi doublecuan saham kawal sop mu...

CATATAN SAHAM PEMENANG

cultivating hope in uncertain times bangkit syukurlah sahabat pemenang bursa kita bangkit sesuai harapan. semoga menjadi awal yang baik internal gejolak pasar kita karena faktor domestik. danantara ...

CATATAN SAHAM PEMENANG

tradinghalt bei terpaksa terapkan protokol darurat bursa saat koreksi sentuh 5%. nukik tajam bei beranomali dengan pasar global karena faktor domestik. distrust pada otoritas bursa dan pemerintah kul...

TELEGRAM SAHAM PEMENANG

free. sahabat pemenang bisa dapatkan rekomendasi, edukasi, dan inspirasi dengan paradigma pemenang. hanya dengan bergabung di telegram t.me/sahampemenangSAHAMPEMENANG FOKUS PADA CHANNEL TELEGRAM&...

CATATAN SAHAM PEMENANG

grusagrusu pasar tiada henti produksi peluang pd sgl dinamikanya, termasuk saat bursa panik. bersikaplah tenang berhadapan dgn gejolak pasar. grusa grusu hy menambah gaduh mendahului kita mengambil p...

CATATAN SAHAM PEMENANG

panenraya kekuatan kebersamaan itu luar biasa, menumbangkan berbagai katalis negatif. ketika otoritas bursa, pemerintah, dan  masyarakat bursa bersatu maka ladang bei menjadi ijo royo-royo 2rdn ...

CATATAN SAHAM PEMENANG

kehidupan psikologi berbisnis saham hanyalah perpindahan ruang dari psikologi kehidupan. jika ingin miliki psikologi trading dan investasi yang baik, maka benahi dulu psikologi kehidupan yg diawali de...

CATATAN SAHAM PEMENANG

cultivating hope in uncertain times akar akar masalah kepanikan pasar adalah hilangnya kepercayaan. public distrust. gagasan berdirinya holding bumn danantara adalah baik. tapi pasar terlanjur tidak ...

Acak

knowing yourself is enlightenment

Mengenal orang lain adalah kebijaksanaan, mengenal diri sendiri adalah pencerahan. Knowing others is wisdom, knowing yourself is enlightenment. Lao Tzu 

analisa saham tlkm

TLKM, FA emiten ini tidak perlu diragukan lagi. Bandar hanya bisa 'mengatur' saham ini untuk jangka pendek, untuk jangka panjang tlkm akan  bergerak sesuai dengan arus besar pasar dan arus fundam...

sorry.....

Sorry Hari Ini Ga Bisa Up Load Charts, Blog Lagi Trouble......

dow Ok

Masih sejalan dengan prediksi kita, setelah melalui koreksi dan konsolidasi normatif, akhirnya dow jones sanggup mencapai benteng psikologis 11.000 dengan koreksi teknikal tanpa menyentuh MA investing...

panenrayabersama

Ekonomi - VoA

Liputan Ekonomi VOA

item