SATU JAM BERSAMA LO KHENG HONG
1 Jam dinner dengerin Celetukan Jleb dari Pak Lo Kheng Hong - 95% Pengusaha Indonesia kalau investasi saham, berani rugi, takut untung....
https://sahampemenang.blogspot.com/2020/03/satu-jam-bersama-lo-kheng-hong.html
1 Jam dinner dengerin Celetukan Jleb dari Pak Lo Kheng Hong -
95% Pengusaha Indonesia kalau investasi saham, berani rugi, takut untung.
Untung dikit langsung tarik, jarang yang berani simpan 10-20 tahun kedepan.
Ibarat beli saham selembarnya dulu hanya Rp 1200, sekarang Rp 140.000,
Kalau rajin nabung, tiap punya sisa uang dibelikan saham, anggap terkumpul 100.000 lembar saja senilai 120 juta di tahun 2000
Lalu tidur 20 tahun gak ngapa-ngapain, nilainya sekarang sudah 14 M
—-
LKH bercerita, saya dulu kerja jadi pegawai bank bagian tata usaha, 10 tahun gak naik naik pangkat.. sampai akhirnya pindah ke surabaya, ada bank baru buka dan berbaik hati memberikan gaji 2x lipat dari bank sebelumnya, gaya hidup saya tetap tidak berubah, hidupnya selalu hemat, sisa gaji selalu dibelikan saham, untuk disimpan saja.
dan Pak Lo,
Sesederhana itu. Beli, simpan, beli simpan.
Apa rahasianya tau saham perusahaan yang dibeli ini akan bertumbuh?
Harus teliti analisa laporan keuangan mereka, baik dari kuantitatif maupun kualitatifnya.
Pak Lo rutin membaca 4 koran yang datang ke rumah setiap hari, laporan keuangan perusahaan dan data statistik pasar modal.
Kalau buat yang awam dan nggak begitu ngerti bacanya, minimal banget fokus ke laporan laba-nya.
—-
Pak Lo, gayanya sangat sederhana, kemana-mana naik taxi online, supir pun gak ada.
Jam tangan pun beliau memperlihatkan jam Seiko-nya yang dibeli 10 tahun lalu senilai 600ribu.
“Jamnya belum rusak-rusak, masa saya buang haha, lucunya pialang saham saya saja jam tangannya 600 juta hahaha, kalau saya 600 juta mending saya belikan saham”
Saya lebih menyukai membeli barang yang nilainya makin lama makin tinggi, bukan makin turun seperti layaknya mobil mewah.
—-
Pak Lo berpendapat bahwa menjadi seorang investor saham itu bisa membuat kaya, meskipun dia tidur saja, karena dia punya perusahaan publik yang harga sahamnya selalu meningkat dan menghasilkan laba besar.
Pada tahun 2012 pak Lo memiliki aset berupa saham bernilai Rp 2,5 triliun
—-
Ada 5 hal yang orang lain miliki yang TIDAK saya miliki:
Kantor, karyawan, partner/bos, customer, dan hutang.
—-
Pak Lo mempelajari investasi saham dari Warren Buffett.
Secara otodidak dengan membaca buku-buku tentang investasi Warren Buffett sejumlah koleksi 40 buku Warren Buffett .
Tidak pernah membeli emas. Ia percaya emas tidak produktif. Jika menyimpan emas 1 kg, maka 10 tahun lagi tetap 1 kg
Tidak membeli dolar. Ia meyakini bahwa orang yang menyimpan dolar umumnya mengharapkan hal yang buruk terjadi, krisis ekonomi, negara tidak stabil, agar rupiah melemah dan dia memperoleh keuntungan.
Tidak menaruh uang dalam jumlah besar di rekening bank. Hanya secukupnya saja. Ia meyakini meyimpan uang di bank itu rugi, karena bunganya kecil.
——
Pak Lo memiliki beberapa prinsip untuk membeli saham, yaitu
Pertama, lihat manajemennya apakah dikelola orang yang jujur, profesional, berintegritas, dan dikagumi.
Kedua, perhatikan usahanya. Di masa depan akan seperti apa bisnis itu?. Kita bisa lihat masa lalunya dalam jangka panjang misalnya 5-10 tahun ke belakang.
Ketiga, cari perusahaan yang labanya besar melalui profit margin dan ROE.
Keempat, pilih perusahaan yang terus bertumbuh dalam jangka panjang.
Kelima, cermati valuasi dari PER (price earning ratio) atau PBV (price to book value), bandingkan dengan kompetitornya.
Ketika memutuskan investasi, pahami secara menyeluruh apa yang kita invest.
Belilah yang murah. Kesempatan emas untuk membeli saham bagus dengan harga murah tentu saja di tengah kondisi krisis. Ikuti prinsip Warren Buffett, be greedy when the others are fearful
—-
Pembicaraan diakhiri dengan guyon dari pak Hermanto Tanoko yang bilang
“Akhirnya malah Pak Lo beli rumah bersebrangan dengan rumahnya Warren Buffet ya”
Yang dijawab dengan tertawa namun sangat humble
“Sepertinya memang rumah yang kosong dan dijual itu sudah disimpenin sama Tuhan buat saya, semua yang terjadi di saya, adalah berkat dari Tuhan”
christina
#inspirasi #investasi
95% Pengusaha Indonesia kalau investasi saham, berani rugi, takut untung.
Untung dikit langsung tarik, jarang yang berani simpan 10-20 tahun kedepan.
Ibarat beli saham selembarnya dulu hanya Rp 1200, sekarang Rp 140.000,
Kalau rajin nabung, tiap punya sisa uang dibelikan saham, anggap terkumpul 100.000 lembar saja senilai 120 juta di tahun 2000
Lalu tidur 20 tahun gak ngapa-ngapain, nilainya sekarang sudah 14 M
—-
LKH bercerita, saya dulu kerja jadi pegawai bank bagian tata usaha, 10 tahun gak naik naik pangkat.. sampai akhirnya pindah ke surabaya, ada bank baru buka dan berbaik hati memberikan gaji 2x lipat dari bank sebelumnya, gaya hidup saya tetap tidak berubah, hidupnya selalu hemat, sisa gaji selalu dibelikan saham, untuk disimpan saja.
dan Pak Lo,
Sesederhana itu. Beli, simpan, beli simpan.
Apa rahasianya tau saham perusahaan yang dibeli ini akan bertumbuh?
Harus teliti analisa laporan keuangan mereka, baik dari kuantitatif maupun kualitatifnya.
Pak Lo rutin membaca 4 koran yang datang ke rumah setiap hari, laporan keuangan perusahaan dan data statistik pasar modal.
Kalau buat yang awam dan nggak begitu ngerti bacanya, minimal banget fokus ke laporan laba-nya.
—-
Pak Lo, gayanya sangat sederhana, kemana-mana naik taxi online, supir pun gak ada.
Jam tangan pun beliau memperlihatkan jam Seiko-nya yang dibeli 10 tahun lalu senilai 600ribu.
“Jamnya belum rusak-rusak, masa saya buang haha, lucunya pialang saham saya saja jam tangannya 600 juta hahaha, kalau saya 600 juta mending saya belikan saham”
Saya lebih menyukai membeli barang yang nilainya makin lama makin tinggi, bukan makin turun seperti layaknya mobil mewah.
—-
Pak Lo berpendapat bahwa menjadi seorang investor saham itu bisa membuat kaya, meskipun dia tidur saja, karena dia punya perusahaan publik yang harga sahamnya selalu meningkat dan menghasilkan laba besar.
Pada tahun 2012 pak Lo memiliki aset berupa saham bernilai Rp 2,5 triliun
—-
Ada 5 hal yang orang lain miliki yang TIDAK saya miliki:
Kantor, karyawan, partner/bos, customer, dan hutang.
—-
Pak Lo mempelajari investasi saham dari Warren Buffett.
Secara otodidak dengan membaca buku-buku tentang investasi Warren Buffett sejumlah koleksi 40 buku Warren Buffett .
Tidak pernah membeli emas. Ia percaya emas tidak produktif. Jika menyimpan emas 1 kg, maka 10 tahun lagi tetap 1 kg
Tidak membeli dolar. Ia meyakini bahwa orang yang menyimpan dolar umumnya mengharapkan hal yang buruk terjadi, krisis ekonomi, negara tidak stabil, agar rupiah melemah dan dia memperoleh keuntungan.
Tidak menaruh uang dalam jumlah besar di rekening bank. Hanya secukupnya saja. Ia meyakini meyimpan uang di bank itu rugi, karena bunganya kecil.
——
Pak Lo memiliki beberapa prinsip untuk membeli saham, yaitu
Pertama, lihat manajemennya apakah dikelola orang yang jujur, profesional, berintegritas, dan dikagumi.
Kedua, perhatikan usahanya. Di masa depan akan seperti apa bisnis itu?. Kita bisa lihat masa lalunya dalam jangka panjang misalnya 5-10 tahun ke belakang.
Ketiga, cari perusahaan yang labanya besar melalui profit margin dan ROE.
Keempat, pilih perusahaan yang terus bertumbuh dalam jangka panjang.
Kelima, cermati valuasi dari PER (price earning ratio) atau PBV (price to book value), bandingkan dengan kompetitornya.
Ketika memutuskan investasi, pahami secara menyeluruh apa yang kita invest.
Belilah yang murah. Kesempatan emas untuk membeli saham bagus dengan harga murah tentu saja di tengah kondisi krisis. Ikuti prinsip Warren Buffett, be greedy when the others are fearful
—-
Pembicaraan diakhiri dengan guyon dari pak Hermanto Tanoko yang bilang
“Akhirnya malah Pak Lo beli rumah bersebrangan dengan rumahnya Warren Buffet ya”
Yang dijawab dengan tertawa namun sangat humble
“Sepertinya memang rumah yang kosong dan dijual itu sudah disimpenin sama Tuhan buat saya, semua yang terjadi di saya, adalah berkat dari Tuhan”
christina
#inspirasi #investasi