PROSOSIAL

EMPATI SEPONTAN

Ini bukan kisah heroik Mamoudou Gassama, pemuda imigran asal Mali berusia 22 thn yg menyelamat nyawa seorang anak yg akan jatuh dari lt 4 sbh balkoni di Prancis. Tapi ini kisah masa kecilku sewaktu kelas 3 smp.

Layaknya kebiasaan anak kecil seusiaku, setelah pulang sekolah aku mkn siang, setelah itu terus pergi bermain. Hari itu panas sekali, jd aku ingin berenang di plantar 4 yg jaraknya cuma 100 meteran dari rumahku di jln mawar.

Tanpa alas kaki aku meniti pelantar kayu atas air dgn hati2 karena walau konstruksinya kokoh, banyak lapisan kayu diatas yg sdh rapuh disana sini. Air laut pasang cukup tinggi siang itu, aku memutuskan untuk berenang diujung pelantar.

Selagi mata terpusat kebawah meniti susunan kayu, aku mendengar teriakan kencang yg datang dari arah rumah seberang pelantar. Sepontan aku melihat kearah datangnya suara. Seorang perempuan muda keturunan cina berteriak histeris minta pertolongan karena anaknya jatuh ke dlm laut.

Tanpa basa basi reflek humanisku bereaksi dan langsung terjun ke dalam air untuk menyelamatkan anak kecil yg sedang mengap2 timbul tenggelam berusaha menyelatkan diri. Karena jaraknya cuma 5 meter aku berhasil menolong anak kecil yg berusia 3 thn itu.

Setelah menyerahkan anak yg dlm kondisi baik tapi shock kepada sang ibu, aku berlalu begitu saja sambil mendengar ucapan "kamsia" berulang kali yg keluar dari mulut perempuan muda itu.

Pengalaman tak terlupakan ini membuktikan bahwa perilaku prososial yg ditanam sejak kita kecil baik dalam lingkungan keluarga atau di sekolah, berhasil menyelamatkan nyawa anak manusia.

Menurut hipotesis empati-altruisme komaruddin hidyat dan khoiruddin bashori, bahwa perilaku menolong spontan terjadi karena pada saat itu individu bisa merasakan, bagaimana bila ia mengalami hal yang sama.

Jika empati heroik sepontan itu terjadi di zaman now, mungkin aku sdh dapat sepeda dari pak presiden.........

yar rachman