WARREN BUFFETT & SEMANGAT EGALITARIAN

Dulu tahun 80 an, seorang pengusaha selalu menggunakan baju berdasi dalam beraktifitas, bahkan tak jarang ber- jas pula. Sedangkan Pejaba...

Dulu tahun 80 an, seorang pengusaha selalu menggunakan baju berdasi dalam beraktifitas, bahkan tak jarang ber- jas pula.

Sedangkan Pejabat menggunakan baju model safari, sementara orang kantoran pakai seragam/baju formil, dan orang awam menggunakan baju orang kebanyakan/casual.

Dengan model pakaian seperti itu, kelas sudah terbentuk dengan sendirinya.

Bahkan pengusaha kalau ingin bergaul dengan pejabat atau politisi, harus pula mengenakan pakaian safari.

Orang terpelajar, berbicara dgn bahasa indonesia tetapi dibumbui dengan bahasa inggris.

Di era Orla dulu, bahkan di era kolonial, perbedaan itu semakin nampak.

Kaum terpelajar dari kelompok saudagar, tokoh masyarakat, dan pejabat, selalu menggunakan pakaian lengkap ala barat, baju berdasi dan jas.

Mereka kongkow di restoran atau cafe, dgn pakaian seperti itu.

Yg jelas, orang yg tidak mengenakan pakaian seperti itu jelas tidak punya kelas untuk masuk cafe.

Di era Orba, suasana seperti itu masih bisa dirasakan, jika kita nongkrong di cafe yang ada di Hotel Indonesia, atau Presiden Hotel.

Di tempat semacam itu, tidak mungkin terdengar pembicaraan tentang kesenjangan ekonomi dan kepedulian kepada kaum duafa.

Tahun 90an, orang mulai keranjingan hidup hedonis.

Hotel-hotel di Singapore maupun di cafe nya, pasti banyak ditemui orang Indonesia, mereka kaum the have.

Di pusat keuangan dunia, muncul generasi Billion Boy, yang selalu berpenampilan parlente, kehidupannya yang glamour di pusat mode dan hiburan malam.

Orang terhormat bila sudah terbiasa naik pesawat jet, dan bahkan punya private jet, makanya disebut kaum jet set.

Kehidupan ini memastikan mereka berbeda dgn kaum kebanyakan, yang jangankan naik pesawat, datang kebandara saja tidak pernah.

Dan, krisis ekonomi pun datang silih berganti.

Tahun 2000an terjadi perubahan, ketika era bisnis dotcom tumbang sebagai pemicu jatuhnya wallstreet.

Terjadi mega skandal ekonomi di jantung kapitalis, dgn ambruknya Longterm Investment. Debt AS, yang memaksa Robin Gobin mundur sebagai US Treasury, dan dimergernya Giant Financial Institution; Solomon dengan Smith Barney.

Kemudian runtuhnya ekonomi macan Asia, berlanjut pada super mega skandal tahun 2008, dengan delistingnya Lehman Brothers dan Madoft di Wallstreet.

Dunia terhentak, karena peyelamat dari kekacauan itu bukan orang yg punya credit card unlimited, jet pribadi, rumah mewah, dan baju bermerek, tapi orang yg tidak memilki simbol itu semua.

Dia adalah Warren Buffet....
Setelah krisis Lehman tahun 2008, dunia kembali masuk di ambang krisis.

Para pemimpin baru lahir, dengan spirit egaliter.

Orang bergaya karena kekayaannya malu diri atas tampilnya orang terkaya di dunia, Steve Jobs dan Bill Gates yang humble.

Dan yang terjadi kemudian, sikap egaliter itu mewarnai kehidupan sosial di mana mana.
Orang masuk istana tidak lagi harus mengenakan jas dan dasi.

Di kartu nama tidak ada lagi titel berderet tersemat, humble menjadi icon baru lahirnya masyarakat egaliter.

Apa itu Egaliter ?

Egaliter itu sifat dari paham Egalitarianisme, berasal dari bahasa Prancis 'égal' yang berarti “sama”.

Artinya kecenderungan berpikir bahwa seseorang harus diperlakukan sama.

Dalam hal politik juga sama tidak bisa karena perbedaan politik, lantas yang menang merasa paling hebat dan yang kalah tidak qualified.

Dalam hal ekonomi juga sama, tidak bisa orang kaya merasa lebih hebat.

Dalam hal sosial juga begitu, tidak bisa orang yang merasa pintar, kaya, dan berkuasa merasa secara sosial lebih hebat daripada orang kebanyakan.

Perbedaan manusia dalam dimensi agama, politik, ekonomi, sosial, dan budaya hanya pada attitude atau moral.

Manusia dinilai karena moralnya, karena budinya, karena attitude nya.

Buyung Kaneka Waluya

#inspirasi #egalitariannisme
sahampemenang

Related

BRMS 100 ?

sahabat investor, dapatkan broadcast tentang saham : rekomendasi, pembelajaran, info perkembangan pasar, dan inspirasi pemenang. free dari telegram sahampemenang t.me/sahampemenang 

LSIP

sahabat investor, dapatkan broadcast tentang saham : rekomendasi, pembelajaran, info perkembangan pasar, dan inspirasi pemenang. free dari telegram sahampemenang t.me/sahampemenang 

ELANG

banyak yang berjalan berbondong-bondong, akan terapi burung elang berani terbang sendiriIr. Soekarno 

Newer Post SULAP
Older Post PEMENANG
Powered by Investing.com

TELEGRAM SAHAMPEMENANG

SAHAMPEMENANG PREMIUM

terpopulerTerbaruAcak

Terbaru

TELEGRAM SAHAM PEMENANG

free. sahabat pemenang bisa dapatkan rekomendasi, edukasi, dan inspirasi dengan paradigma pemenang. hanya dengan bergabung di telegram t.me/sahampemenangSAHAMPEMENANG FOKUS PADA CHANNEL TELEGRAM&...

CATATAN SAHAM PEMENANG

grusagrusu pasar tiada henti produksi peluang pd sgl dinamikanya, termasuk saat bursa panik. bersikaplah tenang berhadapan dgn gejolak pasar. grusa grusu hy menambah gaduh mendahului kita mengambil p...

CATATAN SAHAM PEMENANG

panenraya kekuatan kebersamaan itu luar biasa, menumbangkan berbagai katalis negatif. ketika otoritas bursa, pemerintah, dan  masyarakat bursa bersatu maka ladang bei menjadi ijo royo-royo 2rdn ...

CATATAN SAHAM PEMENANG

kehidupan psikologi berbisnis saham hanyalah perpindahan ruang dari psikologi kehidupan. jika ingin miliki psikologi trading dan investasi yang baik, maka benahi dulu psikologi kehidupan yg diawali de...

CATATAN SAHAM PEMENANG

cultivating hope in uncertain times akar akar masalah kepanikan pasar adalah hilangnya kepercayaan. public distrust. gagasan berdirinya holding bumn danantara adalah baik. tapi pasar terlanjur tidak ...

CATATAN SAHAM PEMENANG

syukur ada begitu banyak hal untuk bersyukur. maka tidak seharusnya mencari-cari alasan untuk mengeluh. seperti pertarungan pasar hari ini, wirg kita berhasil lunas target 160 dulang cuan 160-85 = 88%...

CATATAN SAHAM PEMENANG

seperjalanan sesama pelaku pasar, kita adalah sahabat seperjalanan. bukan lawan sepertandingan. sudah seharusnya saling mensupport kepercayaan pasar sangat sensi terhadap faktor kepercayaan. kita ber...

CATATAN SAHAM PEMENANG

kepaksayap rajawali tidak kuatir ranting pohon yang diinjaknya patah, sebab dia percaya pada kekuatan sayapnya. miliki mental pemenang. optimisme harus diatas rasa takut 38 8 sektor merah 3 sektor ij...

Acak

WILAYAH KONSOLIDASI SAHAM SPAR RAMAYANA ROBINSON

Saham Rals akhirnya mencapai terminal psikologis 800. Saham ini untuk jangka menengah berpotensi menuju terminal besar 1000. Saham rals kalau ditakar dengan metodologi yang pali...

1/1 BUMN MEMULAI LANGKAH BESAR EFISIENSI

Investordaily 160315 Jakarta – Dua badan usaha milik negara (BUMN) menargetkan melakukan efisiensi hingga US$ 521,5 juta pada tahun ini. Dua BUMN tersebut adalah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA...

DOLLAR KUAT PERIKANAN RAUP UNTUNG

Detik.Com 140315 Jakarta -Nilai rupiah masih terus melemah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Namun, kondisi ini membuat beberapa sektor ekonomi nasional meraup keunt...

SURAT UNTUK AHOK, JANGAN PERMALUKAN MUSUH

Suro diro jayaningrat lebur dening pangastuti, menang tanpa ngasorake (falsafah Jawa), menang tanpa mempermalukan musuh, kemenangan sejati adalah kemenangan tanpa ko...

JANGAN JADI BANGSA YANG LEMAH DAN MANJA

Catatan sahampemenang :  Andaikata P Jokowi berpikir jangka pendek, beliau akan memilih menaikan suku bunga, intervensi masif untuk memperkuat rupiah, mensubsidi bbm, mengurangi pajak ata...

SUPPORT SPAR RAMAYANA NAIK KELAS (LAGI)

Support saham SPAR Ramayana (Rals) naik jelas lagi. Dari 700 ke 725. Saat ini support terbaru 750. Dari valuasi konservatif, harga wajar saham Rals minimal 1000 ...

SUPPORT FIESTA SEAFOOD 110 SEMAKIN KOKOH

Saham udang Cpro dijaga oleh support kuat 110. Resis 120/130. Perhatikan juga saham Rals, support kuat 725. Resist 775/800.

JANGAN TAKUT ! PELUANG NYALAKAN MESIN INVESTASI

Akhirnya ihsg berhasil bangkit dan menang. Passion pemenang ihsg kemaren terjaga baik setelah melakukan perlawanan perkasa dari psycho support 5400. Namun demikian...

panenrayabersama

Ekonomi - VoA

Liputan Ekonomi VOA

item