GOLDMAN SACHS : INDONESIA OK
goldman Sachs : BRICs Melambat, Indonesia Pilihan Investasi Yang Lebih Baik Ipotnews – Usia yang semakin tua dan berkurangnya tenaga ker...
https://sahampemenang.blogspot.com/2012/01/goldman-sachs-indonesia-ok.html
goldman Sachs : BRICs Melambat, Indonesia Pilihan Investasi Yang Lebih Baik
Ipotnews – Usia yang semakin tua dan berkurangnya tenaga kerja usia produktif meredam ekpansi ekonomi di negara-negara BRICs (Brazil, Rusia, India, Cina). Padahal BRICs mempunyai kontribusi hampir separuh pertumbuhan ekonomi dunia pada dekade lalu. Goldman Sachs Group Inc. mengatakan, berkurangnya pekerja muda dan lebih banyak pekerja menjelang usia pensiun yang bekerja di pabrik-pabrik di BRICs, perekonomian dunia terancam melambat.
Menurut proyeksi PBB, jumlah penduduk berumur lebih dari 65 tahun di Brazil, Rusia, India, dan Cina akan naik 46 persen menjadi 295 juta pada 2020, dan 412 juta pada 2030. Sedangkan jumlah penduduk ...>>>
berusia 15 hingga 24 tahun, yang banyak mengoperasikan mesin-mesin produksi di Cina selama tiga dekade terakhir, akan berkurang 61 juta pada 2030.
Goldman menganalisis, ketika BRICs melambat, pertumbuhan global kemungkinan akan mencapai puncaknya sekitar 4,3 persen pada dekade ini, dan turun menjadi 3,9 persen pada 2020. Kondisi tersebut mendorong banyak fund manager untuk menginvestasikan ke pasar “perbatasan†seperti Nigeria, Vietnam dan Argentina, yang memiliki pertumbuhan rata-rata tahunan diperkirakan sebesar 5,1 persen pada dekade ini, lebih baik dibanding dekade lalu yang hanya 4,3 persen.
Pimpinan Goldman Sachs Asset Management, Jim O’Niel mengatakan negara-negara ekonomi emerging lainnya, saat ini bisa menjadi pilihan investasi yang lebih baik – terutama Indonesia, Turki, Mesir dan Meksiko. “Keempat negara itu dapat menjadi top 10 kontributor bagi PDB global, dengan tambahan lebih dari 2 triliun dolar,†ujar O’Neil, seperti dikutip bloomberg.com.
“Dengan populasi yang besar dan muda, negara-negara itu dapat menjadi pendorong pertumbuhan yang sangat kuat,†imbuhnya. Meskipun keempat negara tersebut, menurut O’Neil, mempunyai potensi untuk tumbuh pesat, namun BRICs tetap menjadi pendorong positif ekonomi dunia yang paling dominan dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto global sekitar 25 persen.
Ipotnews – Usia yang semakin tua dan berkurangnya tenaga kerja usia produktif meredam ekpansi ekonomi di negara-negara BRICs (Brazil, Rusia, India, Cina). Padahal BRICs mempunyai kontribusi hampir separuh pertumbuhan ekonomi dunia pada dekade lalu. Goldman Sachs Group Inc. mengatakan, berkurangnya pekerja muda dan lebih banyak pekerja menjelang usia pensiun yang bekerja di pabrik-pabrik di BRICs, perekonomian dunia terancam melambat.
Menurut proyeksi PBB, jumlah penduduk berumur lebih dari 65 tahun di Brazil, Rusia, India, dan Cina akan naik 46 persen menjadi 295 juta pada 2020, dan 412 juta pada 2030. Sedangkan jumlah penduduk ...>>>
berusia 15 hingga 24 tahun, yang banyak mengoperasikan mesin-mesin produksi di Cina selama tiga dekade terakhir, akan berkurang 61 juta pada 2030.
Goldman menganalisis, ketika BRICs melambat, pertumbuhan global kemungkinan akan mencapai puncaknya sekitar 4,3 persen pada dekade ini, dan turun menjadi 3,9 persen pada 2020. Kondisi tersebut mendorong banyak fund manager untuk menginvestasikan ke pasar “perbatasan†seperti Nigeria, Vietnam dan Argentina, yang memiliki pertumbuhan rata-rata tahunan diperkirakan sebesar 5,1 persen pada dekade ini, lebih baik dibanding dekade lalu yang hanya 4,3 persen.
Pimpinan Goldman Sachs Asset Management, Jim O’Niel mengatakan negara-negara ekonomi emerging lainnya, saat ini bisa menjadi pilihan investasi yang lebih baik – terutama Indonesia, Turki, Mesir dan Meksiko. “Keempat negara itu dapat menjadi top 10 kontributor bagi PDB global, dengan tambahan lebih dari 2 triliun dolar,†ujar O’Neil, seperti dikutip bloomberg.com.
“Dengan populasi yang besar dan muda, negara-negara itu dapat menjadi pendorong pertumbuhan yang sangat kuat,†imbuhnya. Meskipun keempat negara tersebut, menurut O’Neil, mempunyai potensi untuk tumbuh pesat, namun BRICs tetap menjadi pendorong positif ekonomi dunia yang paling dominan dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto global sekitar 25 persen.