Ilustrasi pembangunan infrastruktur yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Ilustrasi pembangunan infrastruktur yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi Indonesia. (sumber: AFP)
Nusa Dua, Bali - Beritasatu.Com Prospek ekonomi Indonesia lebih baik dibanding RRT dan India. Jika infrastruktur dan kepastian hukum dibenahi, serta korupsi bisa diberantas, ekonomi Indonesia akan melaju dengan pertumbuhan minimal 7% setahun. Saat ini, ketika banyak negara maju mengalami krisis fiskal, Indonesia justru memiliki ketahanan fiskal yang bagus.
Demikian dikemukakan Prof Dr Nouriel Roubini dalam diskusi bertopik "Present and Future Outlook of Indonesia, India and China", di Nusa Dua, Bali, Sabtu (5/10). "Kebijakan ekonomi Indonesia sudah on the right track. Ekonomi makro sudah bagus. Pengelolaan fiskal sudah cukup prudent dan kebijakan
moneter sudah cukup tepat," kata Nouriel.
Indonesia, RRT dan India adalah tiga negara dengan penduduk terbesar di dunia selain Amerika Serikat (AS). Tapi, dibanding RRT dan India, kelas menengah Indonesia meningkat tajam dengan bonus demografi yang besar. Penduduk usia produktif akan berdampak positif bagi pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Itu keunggulan pertama Indonesia, kata Nouriel, dibanding RRT dan India.
Kedua, pertumbuhan ekonomi Indonesia beberapa tahun terakhir lebih baik dari RRT dan India. Pertumbuhan ekonomi RRT selama ini didorong oleh kredit bank yang sangat kencang dan kini mulai berdampak negatif terhadap perekonomian negeri Tirai Bambu itu. Sedangkan di India, ketahanan fiskal lemah. India terjebak defisit fiskal yang besar di samping defisit neraca pembayaran. Sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia diimbangi oleh ekonomi makro yang prudent, kredit bank yang
berada dalam batas aman, dan pengelolaan fiskal yang baik.
Ketiga, kata Nouriel, perkembangan demokrasi di Indonesia cukup bagus. RRT bukan negara demokrasi. Sedangkan India, meski sudah lebih dari 50 tahun berdemokrasi, kemajuannya sangat minim. Demokrasi di India menimbulkan ketidakpastian, sedang demokrasi di Indonesia yang baru berusia 15 tahun sudah mulai menunjukkan kematangan. Demokrasi politik yang diterapkan dengan baik akan berdampak positif terhadap ekonomi.
Namun, Nouriel mengingatkan sejumlah syarat bagi percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di antaranya adalah pentingnya pembangunan infrastruktur, kepastian hukum, good governance, pemberantasan korupsi, pengembangan pasar modal, diversifikasi ekspor, pembangunan sumber daya manusia, dan keseriusan menyeimbangkan subsidi energi dengan belanja sosial seperti pendidikan dan kesehatan. Subsidi energi di Indonesia masih terlalu besar, sehingga mengurangi kemampuan negara meningkatkan pembangunan kesejahteraan rakyat.
"Jika sejumlah faktor ini dijalankan, ekonomi Indonesia bisa melaju 7% setahun," kata Nouriel.
Pandangan ekonom ini pun mendapat apresiasi dari para peserta diskusi, di antaranya Ilham Habibie. "Saya agak kaget juga mendengar pandangan Nouril. Karena dia dikenal sebagai ekonom yang selalu meramalkan keterpurukan ekonomi suatu negara. Kali ini dia malah bicara positif tentang Indonesia," ujar Ilham.