POSTINGAN SENIN, 13 OKT : PERHATIKAN GLOBAL & DUA SEKTOR
INILAHCOM, Jakarta 13 September 2014– Laju IHSG sepekan ke depan diprediksi sangat tergantung pada laju bursa saham global. Sebab, se...
https://sahampemenang.blogspot.com/2014/10/perhatikan-faktor-global-dan-dua-sektor.html
INILAHCOM, Jakarta 13 September 2014– Laju IHSG sepekan ke depan diprediksi sangat tergantung pada laju bursa saham global. Sebab, sentimen domestik dinilai sudah kondusif. Dua sektor saham disarankan.
Sem Susilo, pemilik blog Saham Pemenang mengatakan hal itu kepada INILAHCOM.
Pada perdagangan Jumat (10/10/2014) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 30,919 poin (0,619%) ke angka 4.962,96. Intraday tertinggi 4.993,879 dan terlemah 4.933,977. Berikut ini rincian penjelasannya:
1. Koreksi IHSG Semata Faktor Global
Penurunan IHSG semata-mata faktor pasar global. Koreksi Dow Jones hampir 2%, IHSG yang hanya koreksi 0,6%, dapat disimpulkan bahwa pertahanan dari investor lokal cukup
baik. Sebab, ada harapan yang cukup besar menyambut era baru Indonesia mulai 20 Oktober.
baik. Sebab, ada harapan yang cukup besar menyambut era baru Indonesia mulai 20 Oktober.
Kondisi itu ditambah dengan sejuknya komentar dari ketua DPR dan MPR, bahwa pelantikan Jokowi 20 Oktober 2014 akan berjalan dengan baik. Inilah yang menahan kejatuhan IHSG. Oleh karena itu, IHSG dari sisi politik domestik, tak ada masalah. Siap-siap bangkit.
2. Tergantung Pasar Global
Sekarang tinggal tergantung kondisi pasar global. Pasar global terpengaruh oleh statmen negatif dari Gubernur European Central Bank (ECB) Mario Draghi yang menyatakan, perekonomian Eropa membutuhkan stimulus yang lebih besar dari perkiraan, karena masih deflasi.
Itu sebenarnya statemen yang biasa-biasa saja dan normatif. Hanya saja, pasar (kapitalis) bertindak sesukanya sesuai kepentingan. Di pihak lain, Gubernur The Fed Janet Yellen menyatakan, akan menjaga dolar AS mereka agar tidak terlalu kuat. Sebab, jika dolar AS terlalu kuat, akan kembali menghantam perekonomian AS sendiri. Ini sebenarnya bagus untuk rupiah. Jadi, arah IHSG dalam sepekan ke depan, sangat tergantung faktor luar.
3. Arah Dow Jones & IHSG
Hingga level berapa Dow Jones terkoreksi? Support kuat Dow Jones di 16.000. Ekstrem support yang sulit dilewati 15.000. Sebab, support 16.500 sudah terlewati Jumat (10/10/2014) malam. Pada Jumat (10/10/2014), Dow Jones menutup perdagagan di 16.544.
Support IHSG sendiri koreksi terburuk hanya sampai 4.800. Ini jika situasi kurang bagus. Jika situasinya biasa-biasa saja, potensi koreksi IHSG hanya sampai 4.900. Jika Dow Jones positif, IHSG berpeluang langsung bangkit, karena dari domestik hampir tidak ada masalah seiring harapan besar menyambut era baru.
Di sisi lain, resistance IHSG yang agak kuat di 5.100 hingga 5.250. Jadi, yang agak sedang IHSG akan bergerak dalam kisaran 4.900-5.100. Yang lebih ekstrim, di kisaran 4.800-5.250 yang jadi titik konsolidasinya.
4. Saran untuk Investor
Bagi investor jangka panjang, tak ada masalah. Sebab, untuk jangka panjang, prospek IHSG tetap sangat baik. Sebab, masih banyak sumber pendapatan yang sekarang ‘masih tersembunyi’ yang bisa dimanfaatkan seperti pajak, mineral tambang, kelautan dan lain-lain.
5. Saham-saham Pilihan
Sektor yang harus dicermati adalah sektor-sektor saham yang berkorelasi tinggi dengan pemerintahan Jokowi seperti saham-saham konstruksi BUMN seperti PT Wijaya Karya (WIKA), PT Waskita Karya (WSKT), PT Pembangunan Perumahan (PTPP), PT Adhi Karya (ADHI) dan PT Wijaya Karya Beton (WTON).
Hanya saja, untuk saham ADHI harus diperlakukan secara khusus dan jangan melawan arah investor asing di saham ini. Sebab, ada aksi jual dari asing yang cukup deras di saham ADHI dalam beberapa pekan terakhir. Saham konstruksi yang lain, jika market positif, mereka juga akan positif.
Begitu juga dengan saham-saham properti yang pro-apartemen.
6. Hindari Saham Terimbas BBM
Hindari saham-saham yang terimbas negatif oleh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi setelah pelantikan Jokowi seperti saham-saham di sektor manufaktur dan properti sendiri di luar yang pro-apartemen.
Jadi, pilihannya, saham-saham kontruksi dan properti yang pro-apartemen. Sebab, asing nantinya akan leluasa memiliki apartemen. [jin]