ASLI DI KAKI LIMA, AKSI DI BINTANG LIMA

Sendi Priyokusumo ~ WA, IKNU Beberapa waktu lalu saya mengunjungi Pak Ujang (65 tahun), pemilik kios ikan kecil...









Sendi Priyokusumo ~ WA, IKNU




Beberapa waktu lalu saya mengunjungi Pak Ujang (65 tahun), pemilik kios ikan kecil di bilangan Jakarta Pusat. Saya sering ke sana. Kiosnya sangat sederhana, berupa papan kecil seluas 2,5 x 4 meter. Beliau sudah lebih dari 30 tahun berjualan ikan di sana. Di sudut kanan toko terdapat sebuah tangga menuju lantai dua. Lantai yang memiliki tinggi 1 m merupakan tempat tinggal Pak Ujang dan istri.


Tepat saat saya berkunjung, muncullah seorang pembeli yang menggunakan mobil mewah brand Jerman keluaran 2014. Awalnya Si Pembeli membeli makanan ikan seharga Rp 5.000,-. Ia pun berusaha keras menawar. Akhirnya Pak Ujang sepakat menjual Rp 9.000,- per dua bungkus. Si Pembeli kemudian melihat ikan koi tiga warna berukuran sekitar 30 cm. Pak Ujang menjual dengan harga Rp. 40.000,- per ekor. Terjadilah tawar-menawar. Si pembeli terus memaksa ingin memiliki ikan tersebut dengan harga Rp 25.000,-. Katanya, ikan begitu tidak layak dihargai Rp 40.000,-.


Pak Ujang terlihat sangat keberatan menjual ikan tersebut di bawah Rp 35.000,-. Namun, saya sendiri menyaksikan betapa kerasnya si pembeli menawar dan memaksa. Akhirnya Pak Ujang pun luluh dan menjual empat ekor dengan harga yang diinginkan pembeli. ”Ikan ini sudah hampir 1 bulan tidak laku,” Jawabnya setelah saya menanyakan alasannya menjual.


Si Pembeli kembali membeli tanaman air yang harusnya berharga Rp 5000,- per buah. Begitu gigihnya mendapat 4 buah dengan uang Rp 10.000,-, sampai-sampai Si Pembeli memasukkan sendiri dua tanaman air tambahan ke plastik. Tidak berhenti sampai di sana, saat hendak membayar, dia pembeli kembali meminta dua ekor ikan kecil seharga Rp 5.000,- per ekor untuk mainan anaknya. Dan Pak Ujang akhirnya memberikan.


Saya merenung. Banyak orang sering sekali berhemat setiap keping rupiah dari si miskin. Mereka sering mengganggap harga barang dari seorang pedagang kecil atau pasar tradisional tidak pantas dan menawar serta puas karena bisa berhemat setidaknya Rp 500,- Kemudian mereka berjalan ke mal dan tidak bertanya kepantasan dari harga secangkir kopi Rp 40.000,- atau semangkok bakso Rp. 60.000,-. Mereka bahkan membeli dengan bangga dan malu bila menawar. Mereka menawar dari tukang becak yang harus mengayuh sepeda dengan berat, tetapi tidak pernah memprotes argo taksi yang bergerak tak terkendali.


Setelah itu, mereka akan bicara tentang pengentasan kemiskinan. Mereka salahkan pemerintah atas data-data kemiskinan yang tidak pernah turun. Padahal di balik itu, mereka mengeksploitasi Si Miskin. Mereka berusaha berhemat setiap keping rupiah dari Si Miskin yang bekerja lebih keras, lebih berat, dan panas dari mal untuk memberi makan keluarganya. Namun, mereka menghabiskan uang yang jauh lebih banyak di mal tanpa menanyakan kepantasannya.


Kita tidak begitu ’kan ?



Sendi Priyokusumo ~ WA, IKNU



Related

JANGAN DIKEJAR KEKUATIRAN

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

SUCCESS IS A TERRIBLE TEACHER

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

KONTRAS : KAKI5 DAN BINTANG5

Kontras, Kaki 5 dan Bintang 5 Sendi Priyokusumo ~ WA, IKNU Beberapa waktu lalu saya mengunjungi Pak Ujang (65 tahun), pemilik kios ikan kecil di bilangan Jakarta Pusat. Saya sering ...

Powered by Investing.com

TELEGRAM SAHAMPEMENANG

SAHAMPEMENANG PREMIUM

terpopulerTerbaruAcak

Terbaru

CATATAN SAHAM PEMENANG

15) PENDAKIAN        untuk panenrayabersama dengan segala keserhanaan kita terus mendaki untuk sebuah harapan panenrayabersama jelang liburan, bursa kita justru pancark...

CATATAN SAHAM PEMENANG

17) PANENRAYABERSAMA        jadikan harapan itu nyata pasar saham sangatlah menarik. perbendaharaan analisis yang tidak membosannya. sulit dipahami dengan teori2 baku an...

CATATAN SAHAM PEMENANG

 16) DI UJUNG PERJALANAN        kesabaran menjadi pemenang mengawal saham ibarat sebuah perjalanan. berangkatlah lebih awal, jangan ugal2an diperjalanan, dan bersab...

CATATAN SAHAM PEMENANG

24) KOREKSI BERLEBIHAN        peluang nabung saham pasar kita tertekan meningkatnya tensi psycho war us-china, kontraksi pmi manufaktur efek banyak hari libur, berita co...

CATATAN SAHAM PEMENANG

15) BEI        ladang subur ladang bei sangatlah subur. mengolahnya dan mengupayakan panenrayabersama perlu mental tempur, perjuangan, harapan, kebersamaan, dan idealism...

CATATAN SAHAM PEMENANG

21) PSIKOLOGI PASAR        indentik psikologi masa kita bukan beli saham, tetapi bisnisnya. jika kita menyadari hal ini, kita akan tetap tenang dan jernih menyaksikan a...

CATATAN SAHAM PEMENANG

20) MENGALIRLAH, sampai jauh sungai yang mengalir itu jernih dan sumber mata airnya tidak pernah kering. teruslah mengalir sampai jauh hari ini bursa berkonsolidasi setelah kemaren bull kencang samb...

TELEGRAM SAHAM PEMENANG

free. sahabat pemenang bisa dapatkan rekomendasi, edukasi, dan inspirasi dengan paradigma pemenang. hanya dengan bergabung di telegram t.me/sahampemenangSAHAMPEMENANG FOKUS PADA CHANNEL TELEGRAM&...

Acak

IHSG

3seranganintermarket, rem darurat dan lonjakan kasus korona. intermarket mlm ini mulai pulih, smga berlanjut ke jalur positip. rem darurat ternyata itu prank. lonjakan kasus korona 29 nov karena kesal...

PETA BRIS

bris 1470supp 1300target jk menengah 2000target pasca merger di atas 2000 dan potensi terus mendaki mengikuti aksi korporasi lanjutan dan perkembangan kinerja fundamentalnyabukan rekomen beli saat ...

AGAMA BUKAN ALAT POLITIK

https://www.ayosemarang.com/read/2020/11/28/67808/fkub-kendal-agama-jangan-dijadikan-alat-politik 

JANGAN BERMAIN API

https://www.tribunnews.com/nasional/2020/11/29/pesan-sby-kepada-yang-bermain-politik-identitas-jangan-bermain-api-tidak-bagus-dan-berbahaya 

PANEN RAYA BERSAMA KLOTER II

kita sudah realisasi panenrayabersama kloter I bulan april sd agustus, saat ini sedang menjalani panenrayabersama kloter II, mulai november semoga berlanjut sampai ujung q1, atau paling tidak sampai j...

SINYAL TRUMP TINGGALKAN GEDUNG PUTIH

https://www.kompas.com/global/read/2020/11/27/100743870/trump-akhirnya-mau-tinggalkan-gedung-putih-tapi-ini-syaratnya?page=all 

BU RISMA

https://jurnalgaya.pikiran-rakyat.com/bizz/pr-801021709/disudutkan-lawan-politik-dalam-pilkada-surabaya-netizen-suarakan-bela-bu-risma 

RCEP KATALIS+ BAGI EKONOMI INDONESIA

 TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah 15 negara anggota RCEP yang terdiri dari 10 negara ASEAN dan 5 negara mitra FTA (Cina, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru), telah menanda...

panenrayabersama

Ekonomi - VoA

Liputan Ekonomi VOA

item