RAKYAT PERCAYA KPK

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA -  Pembentukan Pansus Hak Angket  DPR  untuk  KPK  menimbulkan banyak kontroversi. Direktur program Saiful Muj...

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Pembentukan Pansus Hak Angket DPR untuk KPK menimbulkan banyak kontroversi.
Direktur program Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas mengatakan pada tataran elite, pandangan mengenai hak angket tersebut terpecah ada yang pro dan kontra.
Oleh karena itu menurut Sirojuddin, pihaknya membuat survei opini untuk mengetahui bagaimana sebenarnya keinginan rakyat mengenai permasalahn tersebut.
"Karena DPR menjadi delegetimate apabila dalam sikap atau keputusannya bertentangan dengan kehendak rakyat‎," katanya di kantor SMRC, Jalan Cisadane 8, Cikini, Jakarta Pusat,(15/6/2017).
Salah satu survei yang dilakukan yakni mengenai tingkat kepercayaan masyarakat terhadap dua institusi yakni DPR dan KPK.
KPK memiliki tugas menanganai masalah korupsi dan DPRmemiliki tugas mengawasi KPK.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pertengahan hingga akhir Mei tersebut ditemukan jika masyarakat lebih percaya kepada KPK dalam menjalankan tugasnnya ketimbang DPR.
"Pertanyaan yang kami ajukan adalah ibu-bapak lebih percaya KPK atau DPR? Jawaban dari warga cukup mengagetkan, ternyata 64,4 persen percaya KPK dan hanya 6,1 persen yang percaya DPR," kata Sirojuddin saat memaparkan hasil surveinya.
Menurut Sirojuddin, dari survei maka ditemukan bahwa rakyat Indonesia lebih percaya KPK dari pada DPR dalam melaksanakan amanat konstitusional masing-masing dalam hubungan antara dua lembaga negara tersebut.
Survei SMRC ini dilakukan pada 14-20 Mei 2017.
Survei dilakukan dengan wawancara kepada 1500 responden yang telah berumur 17 tahun atau lebih, atau telah menikah.
Pemilihan sampel menggunakan Metodologi Multistage Random Sampling. Margin of Error survei ini kurang lebih 2,5 perden dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Hak angket terhadap KPK sendiri sudah disahkan melalui Sidang Paripurna DPR pada 28 April lalu.
Hak angket tersebut ditandatangani oleh 25 anggota DPR yang berasal dari tujuh fraksi.
Tujuan disahkannya hak angket terhadap KPK ini berkaitan dengan permintaan untuk membuka rekaman pemeriksaan Miryam S Hariyani dalam kasus korupsi KTP elektronik.

Related

MUHAMMADIYAH KINI SIAP BANTU SOSIALISASI PROGRAM AMNESTI PAJAK

Sikap Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah terhadap program pengampunan pajak (tax amnesty) mulai melunak. Usai dikunjungi Menteri Keuangan Sri Mulyani di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta...

MENKEU SRI MULYANI SUDAH TEMUI PIMPINAN MUHAMMADIYAH

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati hari ini diam-diam menggelar rapat tertutup dengan 13 Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.Kedatangan mantan Direktur Pelaksana Ba...

SIANG INI MENKEU SOWAN KE PP MUHAMMADIYAH JELASKAN TAX AMNESTY

Pukul 14.00 WIB siang ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan bertandang ke markas PP Muhammadiyah di kawasan Tugu Tani, Menteng, Jakarta Pusat. (ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupad...

Powered by Investing.com

TELEGRAM SAHAMPEMENANG

SAHAMPEMENANG PREMIUM

terpopulerTerbaruAcak

Terbaru

TELEGRAM SAHAM PEMENANG

free. sahabat pemenang bisa dapatkan rekomendasi, edukasi, dan inspirasi dengan paradigma pemenang. hanya dengan bergabung di telegram t.me/sahampemenangSAHAMPEMENANG FOKUS PADA CHANNEL TELEGRAM&...

CATATAN SAHAM PEMENANG

25) MILIKI HARAPAN        mendapat kekuatan baru berbuat untuk sebuah harapan, yang tidak lagi dikeluhkan, tetapi diperjuangkan ~Najwa Shihab bursa kita hari ini domina...

CATATAN SAHAM PEMENANG

29) KEPAK SAYAP HARAPAN        bukan ranting ketergantungan jangan berharap pada kekuatan ranting yang dipijak, tapi percayah pada kepak sayap harapan masing2. dalam kon...

CATATAN SAHAM PEMENANG

27)  LEVEL UP         selalu ada harapan kita perlu naik level melihat peluang yang seringkali terhadang pesimisme. pemimpin level satu melihat dgn kasat mata....

CATATAN SAHAM PEMENANG

26) PERLUAS CAKRAWALA        fokus pada peluang belajar bisa dari berbagai sumber untuk perluas cakrawala. itu investasi yang akan menentukan value kita. naluri pembelaj...

22) SYUKUR SENANTIASA        jauhi keluh jadilah tangguh syukurlah sahabat pemenang, dengan terus mengupgrade metodologi analisis, winning rate rekomen kita terus mening...

CATATAN SAHAM PEMENANG

25) TERUSLAH MENGALIR sampai jauh sungai yang mengalir selalu jernih dan sumber mata airnya tidak pernah kering. teruslah mengalir deras sampai jauh up284 dn324. hari ini bursa kita konsolida...

CATATAN SAHAM PEMENANG

25) KEPAK SAYAP HARAPAN        soar on wings like eagles bei bursa rajawali, berani terbang sendiri. jangan pernah kehilangan harapan, fokus pada peluang. pasar tiada he...

Acak

TERLALU MURAH UNTUK DIABAIKAN

Perkasanya dua indikator intermarket, yaitu MSCI Indonesia dan MSCI Emerging Markets Asia kembali membawa harapan untuk IHSG terbang lebih tinggi lagi. Sahampemenang mas...

SAHAM FALSE BREAK DAN SAHAM PERKASA

Rekomendasi sahampemenang  :  perhatikan dua saham berikut 1) saham Giaa, Garuda kemaren false breakdown dan hari ini berpotensi take off   2) saham W...

ERA BARU GERBONG BUMN

Komisi VI menyetujui besaran PMN pada BUMN dalam RAPBNP TA 2015 untuk disampaikan ke Badan Anggaran sesuai peraturan perundang- undangan. Persetujuan ini melalui proses rapat tertutup ...

PAK KOMO TETAP OPTIMIS DI SAAT BANJIR

Pak komo (saham komoditas kebun+tambang) tetap optimis

SETELAH SAHAM LSIP DAN AALI BERLARI ...

Setelah saham Lsip dan Aali berlari, bersabarlah (akumulasi) di saham Ptba dan Adro

JURUS TUAI BERGANDA DARI YOGYAKARTA

Konsep mina padi di Ngemplak Sleman Yogyakarta mengkuliahi kita satu hal : panen akan berganda bahkan berlimpah jikalau saat menabur benih tanpa merusak dan merugikan yang lai...

SUKSES ( 成 功 ) ITU MILIK SIAPA ?

成= cheng (hasil)  工= gong (kerja) 力=li (daya). Luar biasa ya kawan, ternyata dalam perababan ribuan tahun yang lalu sudah menitipkan falsafah hebat untu...

DATA EKONOMI INDONESIA : MASA LALU, MASA KINI & MASA DEPAN

Bersiaplah kawan, menyambut era baru Indonesia. Jangan tertinggal ! 

panenrayabersama

Ekonomi - VoA

Liputan Ekonomi VOA

item