MHI, PENGANIAYA GURU TERANCAM 7 TAHUN PENJARA

  Polres Sampang, Pulau Madura, Jawa Timur (Jatim), resmi menetapkan siswa, MHI, sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan yang me...


 Polres Sampang, Pulau Madura, Jawa Timur (Jatim), resmi menetapkan siswa, MHI, sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan guru seni rupa SMA Negeri 1 Torjun, Ahmad Budi Cahyono meninggal, Kamis, 1 Februai 2018. Tersangka dijerat dengan Pasal 351 ayat 3 tentang tindak pidana penganiayaan mengakibatkan kematian dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara.

Kapolres Sampang AKBP Budi Wardiman memaparkan, penetapan MHI sebagai tersangka setelah polisi menemukan dua alat bukti yang cukup dan memeriksa sejumlah saksi dalam kasus penganiayaan tersebut di SMAN 1 Torjun, Sampang. Polisi telah memeriksa sembilan saksi.

“Maka dengan ini kami menyatakan yang bersangkutan sebagai pelaku pembunuhan guru dan statusnya sebagai tersangka malam ini juga,” ujar AKBP Budi Wardiman dalam keterangan persnya di Mapolres Sampang, Jumat malam, 2 Februari 2018.

Diketahui, Ahmad Budi Cahyono merupakan guru honorer bidang studi kesenian. Dia menjadi korban penganiayaan muridnya sendiri pada Kamis, 1 Februari siang sekitar pukul 13.00 WIB, saat menyampaikan pelajaran seni menggambar.

Saat ini, lanjut Budi, tersangka masih menjalani pemeriksaan penyidik di ruang Kanit IV Tipiker untuk dimintai keterangan lebih lanjut. “Tersangka mengakui perbuatanya menganiaya guru sendiri hingga meninggal dunia pada saat pelajaran berlangsung,” ujar Budi Wardiman.

Dalam menjalani proses hukum, tersangka mendapat pendampingan hukum dari sejumlah pihak di antaranya dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sampang, psikiater, dan sejumlah pekerja sosial. Pendampingan hukum ini dilakukan karena tersangka masih anak-anak atau di bawah umur.

Sebelumnya, pada Jumat pagi, penyidik juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di SMAN 1 Torjun dan reka ulang kejadian. Dalam reka ulang itu diketahui pelaku memukul pelipis kanan korban. Selanjutnya, korban tersungkur ke tanah dan teman pelaku yang mengetahui kejadian itu langsung melerai. Dari kejadian itu korban dan pelaku sempat dibawa ke ruang kepala sekolah mengklarifikasi insiden penganiayaan dan mereka saling memaafkan.

“Setelah korban pulang ke rumahnya, tiba-tiba korban lemas dan muntah-muntah. Keluarga membawa korban ke Rumah Sakit Sampang. Karena kondisinya semakin parah akhirnya dirujuk ke Dr Soetomo Surabaya, tapi nyawanya tidak tertolong,” kata Kapolres.

Kapolres juga menjelaskan, polisi tidak menemukan tanda-tanda bahwa pelaku sempat mencegat korban di luar sekolah sesuai informasi yang beredar dan disampaikan sejumlah siswa di SMAN 1 Sampang. “Itu tidak ada korban dicegat di tengah jalan karena semua sudah pulang ke rumah masing-masing,” katanya.

Kasat Reskrim Polres Sampang AKP Hery Kusmanto menambahkan, pihaknya masoh melakukan penyelidikan terhadap MHI yang menganiaya gurunya hingga meninggal. “Pelaku sudah kami amankan dan ditahan, dan berkasnya nanti segera kami limpahkan ke pengadilan. Untuk proses peradilan, tersangka akan disidang dalam peradilan anak karena umurnya belum sampai 17 tahun. Ancaman pidananya tujuh tahun penjara,” kata AKP Hery Kusmanto, Sabtu (3/2/2018).


Related

Terkini 3434623418010289489
Powered by Investing.com

TELEGRAM SAHAMPEMENANG

SAHAMPEMENANG PREMIUM

CNN Indonesia | Berita Ekonomi

Suara.com - Berita Terbaru Bisnis

Finansial - ANTARA News

okezone bisnis

Ekonomi - VoA

BUMN Untuk Indonesia - ANTARA News

Tempo Bisnis

Liputan Ekonomi VOA

Bursa - ANTARA News

Bisnis - ANTARA News

Ekonomi - ANTARA News

Berita Terkini - ANTARA News


item