THE FED RATE NAIK, CAPITAL OUTFLOW ?

Kekuatiran market dalam merespon "aksi" baru Bu Yellen yang akan menaikkan suku bunga acuan the fed pada pert...









Kekuatiran market dalam merespon "aksi" baru Bu Yellen yang akan menaikkan suku bunga acuan the fed pada pertengahan 2015 dapat kita maklumi, karena akan berdampak pada ekonomi biaya tinggi (high cost economy) dan memperlambat laju pertumbuhan. Tapi sejauh dan sebesar apa dampaknya pada Indonesia dan IHSG perlu kita kaji lebih lanjut secara rasional dengan logika sederhana. Jangan kuatir berlebihan seperti saat menghadapi dimulainya tapering off beberapa bulan yang lalu, panik akan terjadi capital outflow besar-besaran tetapi yang terjadi justru capital inflow mengalir deras. Kenapa aksi Bu Yellen tidak perlu direspon dengan kekuatiran yang berlebihan, berikut logika serderhananya 
  1). Amerika berkepentingan untuk menjaga dollar tidak terlalu perkasa, sebab dollar yang kuat akan menggangu keseimbangan neraca perdagangan mereka, dengan membanjirnya barang impor murah dan menyusutnya ekspor karena barang  produksinya menjadi mahal. Jadi, IDR tetap aman dan pergerakan IDR akan lebih tergantung pada kekuatan struktur  fundamental ekonomi negara kita bukan tergantung pada kenaikan suka bunga the fed 2). Naiknya suku bunga the fed tentu akan berdampak pada ekonomi biaya tinggi Amerika, ini justru akan memicu capital outflow dari Amerika dan mengalir pada negara-negara yang sanggup memberikan return investasi tinggi, seperti Indonesia. Jangan lupa, negara kita pertumbuhan ekonominya no. 2 terbesar di dunia setelah Tiongkok.  3) Suku bunga the fed direncanakan mulai naik pada pertengahan 2015, selain masih lama dan pada saat itu Indonesia sudah memasuki era pemerintahan baru, Indonesia dibawah kepemimpinan baru berpotensi  mendorong terjadinya capital inflow, karena sejatinya Indonesia merupakan negara yang tidak kurang sesuatu apapun, negara yang dianugerahkan oleh Tuhan sangat lengkap baik dari sisi SDA,  SDM, demografi (kependudukan) dan posisi wilayah yang sangat strategis, yang kurang selama ini hanyalah salah kelolah dan digrogoti oleh banyak kepentingan bengkok. 4). Dari sejarah, justru di saat  suku bunga the fed mencapai 3 s/d 5 % itulah saatnya kejayaan bursa  global bersama  5). Tapering off dan kenaikan suku bunga the fed tentu akan dilakukan secara terukur dan disesuaikan kemampunan penerimaan oleh pasar. Tapering off dan kenaikan suku bunga the fed juga merupakan indikasi bahwa pertumbuhan ekonomi Amerika itu nyata, dan hal ini tentu akan berdampak positif pada perekonomian global, karena bagaimanapun Amerika saat ini masih merupakan motor ekonomi terbesar di dunia.  6) Ekomomi yang sehat memang seharusnya bebas dari "pemanjaan" stimulus dan  suku bunga rendah yang hampir menyentuh zero persen (saat ini suku bunga the fed hanya 0,25%)






Related

Pembelajaran Saham 9130529181472447871
Powered by Investing.com

TELEGRAM SAHAMPEMENANG

SAHAMPEMENANG PREMIUM

CNN Indonesia | Berita Ekonomi

Suara.com - Berita Terbaru Bisnis

Finansial - ANTARA News

okezone bisnis

Ekonomi - VoA

BUMN Untuk Indonesia - ANTARA News

Tempo Bisnis

Liputan Ekonomi VOA

Bursa - ANTARA News

Bisnis - ANTARA News

Ekonomi - ANTARA News

Berita Terkini - ANTARA News


item