OBLIGASI INDONESIA MENARIK
JAKARTA (IFT) - Kenaikan peringkat utang Indonesia ke level layak investasi ( investment grade ) oleh Fitch Ratings, dalam jangka panjang a...
https://sahampemenang.blogspot.com/2011/12/obligasi-indonesia-menarik.html
JAKARTA (IFT) - Kenaikan peringkat utang Indonesia ke level layak investasi (investment grade) oleh Fitch Ratings, dalam jangka panjang akan mendorong masuknya modal asing ke Indonesia, termasuk ke obligasi pemerintah. Investor asing juga menilai imbal hasil (yield) yang diberikan instrumen investasi di Indonesia masih cukup menarik.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, kepemilikan investor asing pada surat berharga negara (SBN) per 20 Desember 2011 mencapai Rp 221,79 triliun, naik 3,21% dibanding posisi akhir November sebesar Rp 214,79 triliun.
Nurul Eti Nurbaeti, Head of Reasearch Treasury Division PT BNI Tbk (BBNI), mengatakan dalam jangka panjang dampak invesment grade bagi Indonesia akan menambah aliran dana-dana asing (capital inflows) yang ...>>>
berdampak pada penguatan rupiah.
Perlambatan ekonomi global akibat belum pulihnya krisis utang di Uni Eropa dan Amerika Serikat akan mendorong investor menempatkan investasinya di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Predikat layak investasi ini menunjukkan fundamental perekonomian yang baik dan risikonya rendah sehingga menambah kepercayaan investor untuk berinvestasi di ke Indonesia.
Ia memperkirakan investment grade akan memacu penerbitan surat utang (obligasi), baik pemerintah maupun korporasi, sehingga menaikkan porsi kepemilikan asing pada surat berharga negara maupun obligasi korporasi. Faktor lain yang menarik investor adalah imbal hasil investasi yang menarik.
Aliran modal asing melalui pembelian saham maupun pasar obligasi akan menjadi pendorong penguatan rupiah dalam jangka panjang. Nurul memperkirakan nilai tukar rupiah hingga akhir tahun akan diperdagangkan menguat di level Rp 8.800 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, Jumat sebelum libur Natal menguat 0,64% ke level Rp 9.015.
Meskipun demikian, di pasar obligasi pemerintah, kepemilikan investor asing tercatat turun Rp 1,92 triliun menjadi Rp 221,79 triliun pada 20 Desember 2011 dibandingkan Rp 223,71 triliun pada 6 Desember.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, kepemilikan investor asing pada surat berharga negara (SBN) per 20 Desember 2011 mencapai Rp 221,79 triliun, naik 3,21% dibanding posisi akhir November sebesar Rp 214,79 triliun.
Nurul Eti Nurbaeti, Head of Reasearch Treasury Division PT BNI Tbk (BBNI), mengatakan dalam jangka panjang dampak invesment grade bagi Indonesia akan menambah aliran dana-dana asing (capital inflows) yang ...>>>
Perlambatan ekonomi global akibat belum pulihnya krisis utang di Uni Eropa dan Amerika Serikat akan mendorong investor menempatkan investasinya di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Predikat layak investasi ini menunjukkan fundamental perekonomian yang baik dan risikonya rendah sehingga menambah kepercayaan investor untuk berinvestasi di ke Indonesia.
Ia memperkirakan investment grade akan memacu penerbitan surat utang (obligasi), baik pemerintah maupun korporasi, sehingga menaikkan porsi kepemilikan asing pada surat berharga negara maupun obligasi korporasi. Faktor lain yang menarik investor adalah imbal hasil investasi yang menarik.
Aliran modal asing melalui pembelian saham maupun pasar obligasi akan menjadi pendorong penguatan rupiah dalam jangka panjang. Nurul memperkirakan nilai tukar rupiah hingga akhir tahun akan diperdagangkan menguat di level Rp 8.800 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, Jumat sebelum libur Natal menguat 0,64% ke level Rp 9.015.
Meskipun demikian, di pasar obligasi pemerintah, kepemilikan investor asing tercatat turun Rp 1,92 triliun menjadi Rp 221,79 triliun pada 20 Desember 2011 dibandingkan Rp 223,71 triliun pada 6 Desember.
Sonny Thendian, Direktur Fixed Income Dealings PT Indopremier Securities, mengatakan isu kenaikan peringkat utang Indonesia seharusnya meningkatkan kepemilikan investor asing pada obligasi pemerintah. "Namun, investor akan kembali ke proyeksi inflasi, kemungkinan pergerakan suku bunga ke depan, dan proyeksi data-data makro ekonomi. Bukan hanya peringkat layak investasi atau tidak," kata Sonny.
Sonny memperkirakan dampak dari kenaikan peringkat utang Indonesia ke level investment grade akan terasa pada 2012. Investor asing ingin mendapatkan kepastian dari perusahaan peringkat lainnya terhadap Indonesia. Apalagi sudah ada proyeksi kenaikan peringkat dari Moody's Investor Service dan Standard & Poor’s, yang kemungkinan akan terkonfirmasi pada awal 2012.
Lana Soelistianingsih, Kepala Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, juga mengatakan tren keluarnya investor asing dari pasar SBN yang terjadi pada akhir tahun merupakan hal yang wajar. Investor asing untuk jangka pendek diperkirakan akan ke luar untuk memperbaiki portofolio dan akan mengalihkan kepada instrumen jangka panjang karena melihat potensi Indonesia yang sudah mendapat investment grade. “Tahun depan, juga akan banyak capital inflow yang akan masuk,” katanya.
Dia menambahkan investor keuangan, seperti perbankan, pada akhir tahun akan lebih banyak melepas kepemilikan SBN untuk kebutuhan likuiditas perbankan, karena libur panjang hingga dua minggu. (*)
Sonny memperkirakan dampak dari kenaikan peringkat utang Indonesia ke level investment grade akan terasa pada 2012. Investor asing ingin mendapatkan kepastian dari perusahaan peringkat lainnya terhadap Indonesia. Apalagi sudah ada proyeksi kenaikan peringkat dari Moody's Investor Service dan Standard & Poor’s, yang kemungkinan akan terkonfirmasi pada awal 2012.
Lana Soelistianingsih, Kepala Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, juga mengatakan tren keluarnya investor asing dari pasar SBN yang terjadi pada akhir tahun merupakan hal yang wajar. Investor asing untuk jangka pendek diperkirakan akan ke luar untuk memperbaiki portofolio dan akan mengalihkan kepada instrumen jangka panjang karena melihat potensi Indonesia yang sudah mendapat investment grade. “Tahun depan, juga akan banyak capital inflow yang akan masuk,” katanya.
Dia menambahkan investor keuangan, seperti perbankan, pada akhir tahun akan lebih banyak melepas kepemilikan SBN untuk kebutuhan likuiditas perbankan, karena libur panjang hingga dua minggu. (*)
Sumber : IFT Saham Online